Cinta yang membuka hati kita dan memperbudak hati kita dapat member berkah dari kesabarannya. Aku adalah Mata kekasih, anggur jiwa, dan makanan bagimu. Aku Adalah Mawar, Hatiku membuka saat fajar dan aura gadis menciumku, dan meletakkan aku didadanya. Cinta Adalah Kenikmatan kami, dan bulan adalah penjaga kami. Keindahan cinta adalah apa yang akan menarik jiwamu, dan apa yang selalu ingin memberi dan tidak menerima. Ketika kau bertemu keindahan, kau rasakan bahwa tangan yang ada di dalam dirimu menjulur kedepan untuk membawanya masuk ke lubuk hatimu. Sesuatu yang tegak laksana cahaya, mercusuar biru menunjukan jalan dan membimbing tanpa sinar yang tampak. Sesuatu yang disebut cinta menuntunku kepadamu. Bila kau bersembunyi dalam hatiku, tak sulit bagiku untuk menemukanmu. Tetapi, bila kau bersembunyi diluar dirimu, tak seorangpun bias menemukanmu. Angin berbisik tak lebih mesra dipohon jati yang besar. Seakan-akan memerhatikan dan menjadi saksi, serta memberi restu untuk cinta kita. Datanglah Bersamaku, dan Jadilah cintaku. Kita akan menikmati segala sukacita, yang dihasilkan oleh bukit-bukit, lembah-lembah hutan, dan pegunungan. 1 Bagi dunia, kau mungkin seseorang. Namun, bagi DIRIKU, engkau adalah Dunia. Kita Bercinta sebab cintalah satu-satunya petualangan sejati. Kau tak perlu memilih. Cukup jatuhkanlah dirimu. Cinta sejati berkata: Kau tak akan pernah membutuhkan apapun, sebab aku ada untukmu. Peluklah aku sebelum sang tidur memeluk kita. Kekasihku, betapa dalam lautan tidur, sungguh jauh jarak pagi hari didunia ini. Hari-hariku bersamamu, bagaikan buku yang dalam setiap lembarnya tertulis kesenangan dan kesedihan, kebahagiaan dan kenestapaan, tawa dan duka. Aku takkan pernah bosan memandang keindahanmu.karena datang dari kedalaman jiwa yang lembut, tidak dari kesombongan yang angkuh. Sudah aku berikan seutuhnya kasih saying hanya untukmu. Sudah aku bangun kemesraan bersamamu. Apakah itu tak cukup untuk membuatmu bahagia? Getaran hatiku padamu seperti kepak sayap burung dalam cakrawala cinta. Bagaikan cawan yang penuh dengan anggur tua, yang dipersembahkan untuk dahaga jiwa. Cintaku kepadamu tak terbatas dan terukur, akan berkembang melebihi kehidupanku yang terbatas di bumi. Meskipun terhalang oleh tujuh benua dan tujuh lautan, aku tak pernah lelah membentangkan rasa cintaku padamu. Semoga risau terbang tinggi ke angkasa, melepas sejenak berat dihatimu. Pastikan kau jawab semua ragu di cintamu. Pastikan aku cintamu kekasihku. 2 Andai ciuman itu air, kan ku berikan padamu sebuah samudra, andai pelukan itu selembar daun akan kuberikan kamu sebuah pohon. Andai kasihmu adalah sebuah planet akan kuberikan padamu alam semesta. Andai cinta itu sebuah kehidupan, kan kuberikan padamu semua milikku. Mencintaimu adalah yang selalu kudambakan di hidup ini, kamulah semua yang kuharapkan. Mencintaimu memperteguh imanku dan memberiku keberanian, tak pernah cukup terima kasihku padamu, karena kaupun mencintaiku. Kamulah bidadari dalam pandangku, kau bimbing aku melakukan segalanya dalam hidupku, namun yang paling istimewanya kau yang mengajariku bagaimana aku harus menyayangimu.. Cinta remajaku berkata, “Aku mencintaimu karena aku membutuhkan dirimu”. Cinta dewasaku berkata, “Aku membutuhkanmu karena aku mencintaimu”. Sayangku, aku mencintaimu melebihi masa lalu dan sebanyak masa depanku. Kamulah duniaku dan kamulah satu-satunya yang memiliki hatiku. Senapan bias membunuh, api bisa membakar, angin bias menggigilkan dan amarah bisa mengamuk serta mencabik dirimu, namun kekuatan senyummu bahkan bisa menyembuhkan hati yang telah membeku. Seseorang bidadari turun dari angkasa dan dikedua belah tangannya terdapat surge. Tidakkah kau tahu bidadari itu adalah DIRIMU? Bila aku memandangmu, kau bawa 20% dari hidupku. Bila kau berbicara, kau bawa 50% dari hatiku. Tapi bila kau tersenyum..aduhai…kau bawa semua hidupku, terutama hatiku.. 3 Kutempuh perjalanan jutaan kilometer untuk mengatakan bahwa aku mencintaimu dan merindukan dirimu. Bilaku bangun tidur kulihat dikau, bilaku bersedih kulihat dirimu, saat aku membutuhkan uluran tangan kulihat juga kamu, saat kutahu bahwa di dirimu ini tiada yang lain yang kupikirkan selain dirimu… aku cinta kamu! Tiada yang mencintaimu seperti diriku. Tiada yang membutuhkanmu sebagaimana daku.. duhai kasihku… aku mencintaimu hingga akhir massa.. Cinta adalah perasaan paling berharga yang kurasakan, saat aku denganmu, saat bersamamu paling berharga bagiku. Kamulah satu-satunya yang kuinginkan agar tak lagi meragukan diriku. Karena aku tak akan pernah meninggalkanmu, aku saying padamu sekarang dan selamanya. Bukan cinta yang membuatku bahagia… tapi mencintaimu yang membuatku bahagia. Tanpa humor hidup tak menyenangkan, tanpa keberanian hidup terasa sukar, tanpa cinta hidup tanpa harapan, tanpa gadis sepertimu, hidup amatlah mustahil. Cinta bagaikan mega..cinta bagaikan impian..cinta hanyalah satu kata diantara segalanya.. cinta adalah cerita dongeng yang jadi nyata..karena kutemukan cinta saat ku jumpa dirimu. Aku senang memimpikan diriku dan dirimu, aku senang memimpikan cinta yang nyata,aku suka memimpikan kau penuh perhatian, aku suka memimpikan kau sambut cintaku aku senang bermimpi hatiku takkan luka..aku senang memimpikannyatapi kubenci bangun tidur, dan kehilangan semua yang kuimpikan. 4 Suatu hari kau tanyakan padaku “Mana yang lebih penting bagimu, aku atau hidupmu?” Aku menjawab “Hidupku” dan kaupun pergi tanpa pernah tahu bila dirimu adalah hidupku. Aku tak bisa hidup tanpa cinta. Dikau adalah cinta, jadi aku tak bisa hidup tanpa dirimu. Cintaku tak pernah jadi tua, pipi bisa kusam dan keriput, namun hati yang mencintai tahu, tak pernah beku oleh salju. Karena hangat musim semi selalu ada didalamnya. Hatiku berkata bahwa kamulah yang selalu kudambakan. Otakku selalu memikirkan cara untuk mendapatkanmu, ragaku pun menginginkanmu. Maka, bila tanpa dirimu, apa jadinya dengan otak, raga, dan hatiku? Kau telah melihat betapa cintaku adalah dahaga abadi, dahaga hanya padamu pada setiap lekuk hatimu. Padamu kuterus mendamba setiap detik kulalui menajam dan menderaskan dambaku padamu seperti arus air di sungai cinta. Biarkanlah matamu terpejam, biarkanlah hatimu mendebar, rasakan dan hayati cinta kita dalam sunyi malam ini. Dikamar yang remang-remang ini seluruh diriku jadi hampa, jiwaku terus memanggilmu dengan segenap cinta. Perlahan cinta itu tumbuh mengalir dihatiku, merambat dan merayap ke nadiku kasih, tahukah kau, betapa kumencintaimu? Telah kukatakan pada hujan, telah kukatakan pada angin, agar menyejukkan hatimu, dengan siraman dan hembusan cintaku. 5 Kuukir sebuah hati untukmu ditubuh yang rapuh ini, agar kau setiap waktu bisa melihat cintaku. Seperti debur ombak menderu, berlabuh di pantai-pantai sunyi, aku mencari cintaku di hatimu, tiada henti tiada jeda. Jangan pernah ada cinta yang lain, sebab cintaku padamu adalah abadi, sebab cintaku padamu, takkan terbandingkan. Kan kuhadirkan keindahan cinta dikanvas hatimu yang putih suci, biarlah darahku mengucur untuk melukisnya. Hanya kau yang mampu, menyihirku dengan cinta, dan menyulap dunia menjadi nirwana sesungguhnya. Dilubuk hatimu yang terdalam telah kupancangkan bendera cintaku, kibarkanlah selalu, agar semua orang melihatnya. Dalam selimut malam, aku menyelusup ke hatimu, sambil kutebarkan benih-benih cinta sejatiku. Jangan pernah berpaling dariku, percayalah! Takkan kutemukan cinta lain yang mengakar sedalam samudra hatimu. Bibir lembutmu merekah dalam kecupku, membawa jiwaku melayang jauh, melewati batas logika, karena cinta memang tak butuh logika. Kasih, tlah kuputuskan satu hal: setelah perenungan tiada henti, seusai gejolak yang membadai, ternyata, aku memang teramat mencintaimu. Mencintaimu, membuat hidupku tak lagi hampa. Mencintaimu, membuatku ingin hidup selamanya. 6 Rinai gerimis meruapkan aroma tanah bukalah jendela hatimu, hiruplah sedalam jiwamu yang mendambakan, kupenuhi dirimu dengan cintaku. Redamlah amarahmu, biarkan semua mengendap-endap, lalu lusuhkanlah bersama airmatamu dan temukan kembali cintamu padaku. Setiap kali kupeluk dirimu, hatiku berbisik: kaulah cinta sejatiku yang mengkristalkan di hatiku. Api cinta ini takkan terpadamkan bahkan di tengah pusaran badai, ia akan terus menyala seperti seribu kunang-kunang yang berpendar bersama dihatimu. Dihatiku tlah tumbuh sekuntum mawar merah, kelak kan kupetik dan kupersembahkan hanya untukmu, tanamlah dihatimu sebagai mawar cintaku. Waktu akan menguji cintaku, bila kini ada keraguan di hatimu biarkan saja, ku hanya kerikil kecil bagi cintaku, kau akan melihatnya nanti, jelas dan bening. Kudengar bisikan hatimu ditengah malam yang lindap, diantara taburan bintang-bintang, dan akupun terkesima oleh cintamu. Wajahmu tlah menggores hatiku, terukir sebagai bayangan indah bergerak seiring denyut jantungku melekat pada bayangan sukmaku. Hanya sentuhanmu yang mampu menggetarkan seluruh kalbuku, seperti tebaran bunga di alam bebas tempat kita menyatukan jiwa. Mimpi indahlah kekasih, tak ada lagi yang perlu kau ragukan, aku kan menjagamu, melewati malam-malammu, dan menjauhkanmu dari segala mimpi buruk. Kita adalah Reinkarnasi, sepasang kekasih dizaman para dewa yang cintanya membara sepanjang zaman bersama abad-abad yang berlari. 7 Pergilah sgala ragu, enyahlah smua gamang, dan kan kupastikan hanya kau cintaku yang tak terhingga oleh waktu Garis wajahmu tlah membingkai mataku, lekuk tubuhmu tlah mengukir kalbuku, percayalah, aku tak mungkin berpaling darimu. Setiap kupergi darimu, hanya sepi yang kudapat, menikam ulu hatiku sampai kumat, akupun terkapar tanpa cintamu. Kan kuberikan bintang untukmu, kupetik dari langit malam, hanya tuk menerangi hatimu, agar sirna semua keraguanmu. Bulan mendaki langit malam, merayap ditengah kegelapan, menyebarkan gemilang cahaya cinta hanya untuk kita, kekasihku. Hanya senyap yang tersisa setiap usai perjumpaan kita, rasanya tak mungkin kulewatkan satu haripun tanpamu Gairahku membuncah, setiap kali kurengkuh tubuhmu, menggetarkan seluruh indraku, membuatku ingin mendekapmu selamanya.. Seperti Arus liar di kali ciliwung, terus menderas setiap hujan mengguyur, begitulah cintaku padamu. Bila kau tanyakan padaku, tentang cinta yang tak pernah mati, maka itu adalah cintaku hanya cintaku. Kan kupahat namamu, sebagai prasasti hatiku hingga tiada nama lain yang bakal terukir di situ. Jika kau masih tak percaya pada ketulusan cintaku padamu, masuklah ke tubuhku, cari dan temukan sendiri dihatiku. 8 Dekap erat aku kekasih, hanya kehangatan tubuhmu yang bisa enyahkan dingin hatiku selamanya. Setiap jejak langkahmu, membekas diruang jiwaku, seperti embun pagi menetes di tanahku yang kering. Mengapa kau biarkan mendung mengabut di matamu, kasih? Mendekatlah pada mentari di hatiku, biar sirna kabut mendung di matamu. Diantara simfoni malam yang mengalun, diantara cahaya temaram bintang-bintang, disitulah aku menggapai cintamu. Riak gelombang pasang menjeritkan rinduku padamu, dipantai-pantai sepi yang setia menanti ombak. Kasih, pejamkanlah matamu, biarkan semua melintas dalam mimpi malam telah setua mimpi kita, tidurlah dalam kehangatan cintaku. Seperti kitab mimpi-mimpi yang meramalkan kebahagiaan, kau datang untuk mewujudkannya, sambutlah cintaku di permadani hatimu. Dalam harmoni alam, kusenandungkan simfoni bagimu, sebuah simfoni sederhana tentang harmoni cinta. Tinggalkan saja semua masa lalu itu, mari kita jemput fajar cinta esok hari, bersama merekahnya mawar ditaman kita. Apa lagi yang bisa kukatakan bila kata-kata tak mampu lagi menjelaskan perasaanku padamu? Dihatiku ada setangkai mawar, sebentar lagi ia akan merekah sebagai sekuntum cinta untukmu, terimalah kuntum cinta itu, kekasih. 9 Kubawakan untukmu setetes embun yang terjatuh dari dedaunan hijau, minumlah kekasih, karena seperti itulah kebeningan cintaku. Dibukit-bukit itu, aku memahat kemesraan kita biar semua orang melihatnya, biar semua orang ingin merasakannya. Berapa banyak waktu yang kau perlukan, tuk memahami kesederhanaan perasaanku? Tidakkah kau sadari, hidup terlalu berharga tuk slalu meragu? Kau menjadi bunga di savanna jiwaku warna merah-jingga di tengah kehijauan bukit cinta yang menyatukan tubuh kita. Setiap saat slalu kubisikan namamu pada angin, pada hujan, pada ombak, agar kau tahu kuslalu bersamamu. Nyanyikan untukku sebuah lagu cinta, tlah lama kuingin mendengarnya sebuah lagu cinta sederhana dan hatimu untuk hatiku. Ketika senja tiba dan langit menyemburat jingga, aku menantimu di sudut jalan itu, dengan selarik cinta ditanganku. Setelah hening yang begitu dalam, setitik suara memecah sunyi, berkata-kata tentang dirimu, yang menaburkan cinta di diriku. Tlah kuputuskan untuk mencintaimu, sejak pertama ku menatap wajahmu, tlah kutetapkan tuk mengasihimu, sejak pertama kutemukan dirimu. Kita duduk di taman sore itu, menatap sekawanan merpati putih, saling mencuri pandang dan tersipu kikuk oleh cinta yang bersemi. Dihatimu dan dihatiku tentu pernah ada cinta lain, tapi semua cinta itu kini sirna, dan tinggal hanya cinta kita selamanya. 10 Ketika kau genggam jemariku, kalbuku melambung jauh, melampaui cakrawala pandang, inikah namanya cinta sejati? Desah nafasmu menggelitik hatiku yang meretas kering, menghembusinya dengan kesejukkan dan menumbuhkan cinta di dalamnya. Ditengah belantara Kuningan, kuberlari mengejar bayangmu, menyelinap diantara asap knalpot ribuan mobil, aku tak ingin kehilanganmu, cinta. Kecantikanmu membiusku, menempel di langit-langit kamar, memenuh di segala ruang hati, aku terperangkap dalam pesonamu, kekasih. Sudahkah imajinasimu menyentuhku? Mungkin kau tak menyadarinya, betapa dalam setiap jejak awan, aku membayangkan kebersamaan kita. Kita bertemu dan bercinta, melompati logika kering, dari hidup yang palsu, karena cinta kita adalah sejati. Kita adalah sepasang kekasih yang telah melampaui waktu, dari sebuah perjalanan panjang menuju cinta abadi. Kutempuh jalanan sunyi pantai selatan, harus kutemui dirimu kekasih, perasaan ini terlalu kuat tuk diredam. Kau katakan padaku, hanya kematian yang akan memisahkan kita, tapi bukankah cinta kita memang tak akan mati? Rasa dirimu melekat ditubuhku, mengalir dalam sungai darahku menderas dijantungku, dan menjadi arus yang tak terbendung. Aroma tubuhmu merebak disetiap hirupan udara Kuningan, yang pekat oleh polusi, membuatku mampu bertahan hidup. 11 TV menayangkan the corr, kulihat dirimu melintas dipintu, menyanyikan lagu rindu terindah yang pernah kudengar. Kau tersenyum di sudut itu, menyihirku sampai lingkung, waktu pun seakan membeku oleh senyummu. Ketika sore tiba-tiba dating, aku tergeragap mendengar suaramu, yang menyapuku dengan lembut dan penuh cinta. Tiap kita berbincang, aku bercerita apa saja yang ada di benakku yang sebenarnya, hanya terisi penuh oleh dirimu. Rasa itu menyerangku seperti seperti hujan badai yang baru usai malam tadi seperti itulah cintaku padamu. Hatiku terbelah oleh satu kilatan petir yang dilontarkan busur panahmu yang menancap telak di hatiku. Jemariku mongering menjadi patahan arang yang terus menuliskan namamu, di tembok-tembok kota yang kusam. Kamu dan aku dipertemukan dikehidupan yang nyaris mati, tapi kita lalu bertemu dan kehidupan kembali bersemu. Hati kita membantu, hati kita meranggas udara pekat oleh racun, tapi dengan cintamu, kuyakin semua akan membaik. Kamu melintas di depanku, menebar kilas senyum beruntai, dan siang yang pekatpun, meleleh oleh untai senyummu. Sayap cinta kita membentang perkasa di angkasa dan kita kan terbang menuju kebahagiaan bersama. 12 Kita tlah terbang ribuan kilometer dengan sayap cinta kita, melewati tembok-tembok waktu, yang coba memenjarakan rindu kita. Percayalah kekasih, cinta kita bisa menembus waktu melewati segala belenggu, hanya dengan menggenggamnya erat-erat. Kau dan aku, membentuk dua himpunan rasa cintaku padamu dan cintamu padaku, itulah himpunan cinta kita. Bulan dilangit Kuningan, membakar malam diam-diam, langitpun hangus dan melelahkan tetes-tetes cinta kita. Diseluruh angkasa ada kau dan aku tenggelam dalam lautan asmara, melayang tanpa gravitasi, dan melangkah pasti menuju bahagia. Bersama malam yang terbakar rinduku, diam-diam kubisikan cintaku padamu. Tiba-tiba aku tahu, memilikimu adalah anugrah terindah dalam hidupku. Aku terkesima membaca pesanmu yang mengabarkan tentang hujan, begitu mesra dan menyentuh, membuatku luruh sepenuh cinta. Namamu tlah kuukir dijantungku berdenyut dalam setiap tarikan nafasku mengalir di seluruh nadiku, dan tumbuh bersama diriku. Akulah dermaga hatimu, tambahkan perahu cintamu padaku, kan kujaga dari segala badai yang mengancam. Cinta hanya hidup bila kau nafasi, kau tak bisa membiarkannya teronggok di pojok hatimu, rawatlah slalu dan ia akan tumbuh. Hanya di dadamu, aku ingin rebah.hanya dihatimu, aku ingin kulabuhkan. Tak ada yang lebih indah, selain bisa mencintaimu seutuhnya. 13 Kau bukan saja terindah, tapi juga terdalam-dalam hidupku. Tak salah lagi aku memilih mencintaimu. Menjejak tegas mengukir mimpi. Mimpi jadi kekasihmu. Aku telah jatuh cinta saat pertama kali kita bertemu. Sudahkah kau bagi sebagian jiwamu untukku? Aku akan terima apapun adanya dirimu. Karena aku telah jatuh cinta padamu. Bersimpah peluh menunggu cintamu. Aku tak kuasa berlari berpaling dari sisimu. Hanya kamulah satu-satunya yang paling kuinginkan saat ini. Dalam deras hujan sore hari, aku teringat langkahku yang terus mendambamu. Berharap kau dating dengan cinta. Membuat kalbuku jadi teduh dan berbunga. Malam telah menenggelamkan bintang. Aku teringat wajahmu. Tak bisa kulupakan sampai detik ini. Aku makin cinta, itu yang aku tahu. Bagaimana dengan kamu? Seindah senja yang berselimut mendung, mengunci pada kantuk yang melukis peraduan. Seindah itu pula rasa cinta yang bersemayam dalam dadaku. Semua hanya untukmu satu-satunya. Aku masih setia menunggu sapamu di sini. Diantara debar jantung yang terus menyebut namamu, aku percaya kamu mencintaiku. Cintaku makin menumpuk saat kudapati binary matamu, menyongsong langit-langit ruangan. Senyummu membakar sepiku yang disapu ragu. Aku masih menunggumu. Ini anugrahMembiarkananganku terus menulis apapun tentangmu.Terbatas dalamcakapdan tertatih dalam jejak.Akutak inginlari.aku terlanjur mencintaimu. 14 Terkulai dalam senyap. Terluka dalam penantian. Terpuruk dalam cintamu, apakah kau mengerti apa yang kau rasakan? Aku akan setia bila kau mau jadi kekasihku. Langit mengatup dicumbu mendung. Aku tetap dalam tidur. Terlalu banyak kenangan yang tumpah bersamamu. Hingga aku terus memimpikan wajahmu. Ternyata lebih mudah mengenang tentangmu, saat raga kita bertemu. Saat mata, senyum, dan tawamu tumpah tanpa beban. Wajar kalau aku memilihmu, kekasihku. Setiap gerakmu adalah catatan pasti. Kemarin kita bertemu. Hari ini seribu puisi keindahan terbenam dalam memori hati. Tergurat disetiap detak degub jantung. Apakah desah itu masih setia mengiring harimu, diantara debar jantung yang merinduimu. Aku menciptakan seraut wajah dan itu adalah kau seorang. Wajahmu selalu menghantui malam-malamku. Aku ingin kau ada dalam kesepianku dan kesunyianku. Aku kan menantimu hingga kaki-kaki ini tak mampu lagi berjalan.Seandainya cintamu memang untukku. Desah nafasmu masih bisa kucium di sudut malam ini.Datanglah padaku dengan cintamu. Aku ingin mencium harum tubuhmu meski hanya lewat semilir angin. Tak kuasa sudah aku ingin bahagia di lapang dadamu dan menunggu disudut bibirmu.Andai saja ada tatap muka hari ini, ingin kutenggelamkanrindudan cinta dalam dadamu. Aku mencarimu bermalam-malam dalam penantian tak terujung. Bila kau masih terjaga, dengarkanlah bisik cintaku mengetuk hatimu. Tak apa sapa sedari pagi hingga hari beringsut malam. Aku tak kuasa memikul beban cinta ini terlalu dalam aku Mencintaimu. 15 Kakiku berdiri gontai diatas bukit hatimu. Aku dipeluk gelap mengharapmu dating dengan senyum terindah. Sayup debur ombak memecah keheningan. Silih berganti dengan wajahmu yang membayang. Di sudut hati yang paling dalam aku menanti jawaban cintamu. Tercekat diayun bimbang tak berkesudahan, tersedak sejuta kenangan tentang harapan yang terus menggantung dijiwa. Siapa lagi kalau bukan kamu yang kuharapkan. Saat ini aku mengiba-iba sabda alam permadani biru untuk cintaku. Kapan kau sanggup dengan uluran tangan terbuka tanpa ragu. Selepas kutatap punggungmu di balik bias senja,ada cinta yang tak mau lepas. Mengungkit lagi butir-butir kenangan yang terpendam dalam diam.Aku ingin kau tau itu. Pada senyummu, kuraba lagi kerinduan yang menggantung di menara hampa. Pada tawamu, kutemukan lagi damai yang menggelas dijejak cintaku. Ada kamu,dimanapun itu. Ada kamu, di tiap angan yang kubingkai. Ada kamu, itu pasti. Seperti saat ini, ada kamu ketika aku lagi sendiri. Hadirmu telah menyimpan arti kesejatian di kehidupanku. Luluhkan aku dalam janjimu, dalam mahkota cintamu. Agar tak ada lagi luka dan kecewe lagi. Aku terlalu lelah mengeja hari tanpa sandaran cinta pasti. Hanya sepi yang tersisa, selebihnya adalah wajahmu yang kucipta. Ada asa yang tak mau pergi. Setia mengisi di relung hati bertuliskan namamu. Berharap suatu hari akan menjelma cinta pasti. 16 Ada Orang yang pasti ditinggalkan ketika engkau pergi. Tapi kamu tak pernah bisa pergi dari hatiku. Aku telah jatuh cinta ketika pertama kali mata kita bertemu. Aku telah jatuh cinta, itu pasti. Hanya aku yang paling mengerti, kegelisahan jiwamu. Kita bertemu lalu menjadi dekat. Rindupun hadir dan cinta memanggil dari kedalamannya. Dalam debam getar yang menghujam senja. Kuputuskan untuk mencintai satu nama dan itu adalah engkau seorang. Cinta seperti gerimis. Menghadirkan sejuk yang mengungkung di kepala. Membuat jiwa basah dengan bahagia. Kemanapun kamu pergi, aku ingin berjalan di belakangmu. Agar bisa kutakar, seberapa dalam cinta yang ku usung untukmu. Aku ingin berhenti di tapak kakimu. Mungkinkah bisa kutemui jejakmu di jalanan landai, agar cintamu dan cintaku bersatu dalam genangan air yang membiru. Aku hanya memandang jauh, hingga mata terantuk dinding membatas. Kali saja, ada bayanganmu muncul tiba-tiba. Menciumku dengan satu cinta tak ada kedua. Seribu bintang berkilau, tak satupun turun menjamah galau. Ketika dunia berpaling, satu bintang bercahaya ditidurku. Adalah kau yang kuharapkan jadi tujuan cintaku. Apa yang lagi yang harus kusembunyikan kalau kenyataannya jantung ini masih mengeja namamu disetiap hentaian napas. Ini pertanda apa kalau tidak cinta. Bibirku tak kuasa untuk diam ketika kudengar lembut suaramu menembus paruh telingaku, semoga engkau tahu, tak ada yang kupilih selain dirimu. 17 Penantian yang melelahkan ini tak pernah kusesali, biarlah cinta yang menjawabnya untukku, untuk kebahagiaanmu. Demimu, aku rela. Menatapmu dalam buncah tawa. Mengeja hari bersama harapan yang kian rapuh. Apa yang kudapat? Hanya getarku yang kembali melukis hatimu dengan cerita cinta. Cintaku kepadamu menggurat cinta yang menjelma memori tak lekang oleh waktu. Merunduk pada keabadian tak mati-mati. Pesonamu telah menguras habis cintaku. Menjadikanmu satu-satunya yang tinggal di singgasana hatiku. Kau tebar keanggunan tak terperi. Membuatku tahluk tak berdaya. Mencintaimu dengan satu pamrih: kau mau jadi kekasihku. Biru matamu menyatu dengan kilau mentari siang, sinarnya meretas diantara kisi-kisi hatiku yang mengharapkanmu. Seperti mentari yang bergayut manja pada temaram senja, aku akan membawa cintaku ini menuju rumah hatimu dengan malu-malu. Malam ini terlalu indah untuk kukenang. Duduk berdua dengan hati berdetak, tak mampu berpaling darimu. Andai ada kekuatan, kata-kata cinta akan kupersembahkan untukmu. Biarkan lembutmu masih melekat di telinga. Serta merta mengobarkan cintaku yang setia menuju rumah hatimu. Terlalu indah kebersamaan kita malam ini, hingga aku enggan memejamkan mata. Ada kamu disetiap lamunan dan tidurku. Biarkan aku mencintaimu agar tak ada sesal yang mengekor di belakang hari. 18 Ijinkan aku mencintaimu sekali saja, tapi untuk selamanya kita hidup dalam satu hati. Cintaku padamu membawa alam pengharapanku di titik kefanaan. Tak ada lagi yang ingin kubela selain satu cintamu. Betapa bahagia ketika cinta membawa pada pernyatuan mimpi kita. Bersama kita menghitung hari dengan cerita suka dan duka. Apakah aku ada disana dalam memori pengembaraanmu? Jika ada, akan kukatakan cinta detik ini juga. Jika ada ruang yang terbuka, kuingin menutupnya dengan mata air cintamu, agar aku dan kamu tak lari kemana-mana. Aku akan membangun jembatan hati untukmu, menyambut cintamu dating kapanpun itu. Aku telah sampai pada satu keputusan. Aku ingin berjalan melenggang menjemput cintamu. Meski aku tahu, apakah kau akan menerima cintaku. Tak lelah ditebas mimpi semu. Tak hilang tersembunyikan langit hitam. Cinta atau bukan yang pasti kau tetap terindah dalam hidupku. Aku akan setia menanti cintamu dating di keesokan hari, kalau memang itu jalan satu-satunya yang harus aku lalui. Untuk apa aku melakukan semua yang kamu mau, kalau bukan karena kaulah orang yang paling kusayang. Ketika raga menjadi bejana rapuh, rengkuhlah dadaku. Menyulam jiwa dibening kalbu, menggapaimu dengan cinta yang membahagiakan. 19 Lebih dari sekedar kata-kata,aku jatuh cinta padamu, bukan karena terpesona. Lebih dari sekedar kata-kata, aku memilihmu karena kau bisa membuatku tertawa. Biarkan cinta yang menentukan jejak kita akan berhenti dimana, aku percaya. Bila hati yang bicara, kau dan aku akan bertemu di satu jiwa. Aku telah sampai pada satu kesimpulan. Kangen dan rindu yang menghantui hari-hariku selama ini adalah wujud cinta yang nyata. Mungkin yang paling membahagiakan dalam hidupku adalah saat pertama kali aku katakana: aku mencintaimu. Raihlah kebahagiaan dalam tidurmu, sampai pagi menyapa dan kau bisa menatap getar-getar cinta di pelupuk matamu. Untukmu, aku menghimpun doa. Semoga tidurmu dipenuhi semerbak mewangi bertahtakan mimpi surga. Agar tak ada gelisah yang menggangu tidurmu, hadirlah bayangku dalam memori khayalmu, mendekapmu erat hingga matamu terpejam dengan melukis senyuman. Aku tak pernah berpikir untuk berpaling, apalagi pergi dari hatimu. Kau begitu ayu saat matamu pulas, itu yang membuatku jengah berpisah. Lengkap sudah aku menunggu siang berakhir. Setelah diremas cemas dan gelisah, diujung kantukmu, akan kuiring satu rindu untuk lenamu. Ketika raga tak kuasa bergerak, ketika bibir tak mampu mengundang tawa, ketika hati tak bisa menyembuhkan luka. Aku berharap kau tidak berlari, datanglah dalam mimpiku dengan cintamu. Rebahlah diperaduanmu dengan kepala tergadah dan hati tak resah. Percayalah aku selalu gelisah bila tidurmu diselimuti gundah. 20 Aku tersudut sepi tapi bibirku terus mencatat namamu, selamat bobo saying, terangilah malam dengan desah nafas harummu. Disini aku menjagamu. Malam datang kupeluk sepi lalu datanglah hening, kusatukan kata diatas bibir yang terus menyebut namamu, saat mata ini enggan terpejam. Andai saja matamu belum juga terbuai dalam lelap, ingin kukirim doa kesyahduan untuk tidurmu, damai dan damai di pelukan mimpi surge. Bila engkau telah terbang manja, aku akan mengucap sebaris kata, bermimpilah juwitaku dalam pelukan bidadari. Ku tercipta hanya untukmu, seluruh jiwa ini milikmu, tak ada yang bisa mengambilnya selain dirimu.. Ku terlahir hanya untukmu raga ini tak kumiliki namun semua milikmu kau hanya kau yang ku mau tak ada yang lain yang kuingini.. Kau hanya kau yang bisa buat ku begini, kau hanya kau yang mampu miliki diri ini, kau untukmu kupersembahkan seluruh jiwa,rasa,dan pengorbanan. Parasmu dan senyummu… terbang ke dalam anganku… matamu dan suaramu … membuat jantungku berseru… bahwa aku… CINTA KAMU…. Getaran hatiku padamu seperti kepak sayap burung dalam cakrawala cinta. Bagaikan cawan yang penuh dengan anggur tua. Yang dipersembahkan untuk dahaga jiwa. Engkau telah mengikatku ke dalam dirimu dan memelukku di antara tanganmu. Mengajarkan mataku untuk melihat. Kupingku untuk mendengar. Bibirku untuk berbicara. Dan hatiku untuk mencintaimu. 21 Aku masih disini Terpaku, termenung, terdiam Dalam kelam dan gelapnya malam Melayang angan dan fikiran Entah,,menuju kemana arahnya Akupun masih disini.. menelusuri detik demi detik Waktu yang berjalan mengukir kenangan Senyum, tawa, sedih, dan gembira Semua menyatu dalam perasaan Aku masih disini Menanti…berharap.. Aku masih tetap disini Memeluk bayangmu dalam kegelapan Mendekap Kasihmu dalam hening malam Aku,,untukmu saying 22 Embun pagi telah mengering Pancaran mentari membuat dedaunan menguning Mataku tertegun menatap langit Melepas hati yang terbelit Kini ku bisa tersenyum Melihat dunia penuh rasa kagum Setelah kian lama hatiku menangis Akan cinta yang kian terkikis Kini ku bisa gembira Manjalani hidup dengan orang-orang tercinta Setelah jiwaku berduka Merintih dan tersiksa Aku bersyukur Api cinta tak membuatku hancur Kini ku ingin hidup kembali Mencari makna cinta sejati Selalu dalam ingatku. Bayangmu yang damaikan hatiku. Semestinya kita bisa bersama. Bersatu ikatkan rasa. Karena sudah semestinya cinta. Dapat menyatukan kita. Bila saja aku pergi. Genggamlah hatiku. Hingga tak urung ku berpaling Jauh darimu. Kasihku… Sadarkah kau dengan inginku Kasihku… Andaikan waktu tidakkan tertimpa puing maslah. pasti ku kan bahagia dengan indahmu… 23 "Kasihku Penyejuk Hatiku" masa depan bukan untuk ditakuti. Bukan pula untuk diangani. Ia sedang diciptakan hari ini. Jika hidup membuat kita tersungkur. Kita hanya punya dua pilihan. Tetap tersungkur. Atau bangkit kembali. Kita Tak pernah benar-benar sendirian. Akan selalu ada tangan-tangan untuk berpegangan. Akan selalu ada bahu-bahu untuk bersandar. "Kasihku Penyejuk Hatiku" Selalu dalam ingatku. Bayangmu yang damaikan hatiku. Semestinya kita bisa bersama. Bersatu ikatkan rasa. Karena sudah semestinya cinta. Dapat menyatukan kita. Bila saja aku pergi. Genggamlah hatiku. Hingga tak urung ku berpaling Jauh darimu. Kasihku… Sadarkah kau dengan inginku Kasihku… Andaikan waktu tidakkan tertimpa puing maslah. pasti ku kan bahagia dengan indahmu… 24 "Kasihku Penyejuk Hatiku" Hati yang tidak lagi mencari ketinggian dunia, akan selalu terisi limpahan kasih sayang. Menebarkan kasih bukan lagi hal yang sulit, karena kasih mengalir tanpa rekayasa. Karena jiwa telah siap diisi kembali dengan kebaikan dan keindahan dunia, yang pasti indah dalam kebenaran-NYa. Ini semua yang akan membuat kita kaya akan kasih dan cinta untuk bekal hidup kini dan esok "Kasihku Penyejuk Hatiku" Sejuknya tiupan angin pagi ini.. Menerpa lamunan ku yg terhampar jauh di alam khayalan ku.. Membuat pandangan hati ku semakin kokoh padamu.. Namun tidak bisa lagi ku rasakan khayalan itu.. Mengapa semua ini begitu menyakitkan untuk ku..? Saat ini ku hanya ingin selalu berada dekak di sisimu.. Dalam doa ku nanti kau kembali.. Dari kenangan untuk sebuah harapan dgn Sepenuh Cinta ku Untuk bercerita dan berbagi canda tawa Dalam ikatan bahagia untuk hati kita 25 "Kasihku Penyejuk Hatiku" Tanpamu.. malam ini terasa sepi sekali. hanya sesekali suara jangkrik memecah kebisuan. Kadang nyaring. menyentak lamunanku. Kadang pilu. menggugah sudut hatiku. Mengusik segala diamku. Kembalikan kenangan waktu itu. Saat-saat kau ada bersamaku dengan riangmu. Krik! Krik! Suara-suara itu semakin lama makin membahana. berirama di telingaku. mengikuti detak-detak jantungku. terasa semakin bernada. seakan mengajakku melangkah untuk berdansa. satu... dua... satu.. dua... aku berdansa. berputar. menari. dalam irama ilusi. aku semakin asyik bermimpi. Aku terus menari. terbang. melayang. sampai menembus gumpalan awan. halus. lembut. tersentuh oleh ujung-ujung jariku. putih. biaskan cahaya indah di pelupuk mataku. Aku terus menari. menghibur diri. mengisi sepi. mengukir rasa pada hari-hari ini. tanpamu. aku tenggelam dalam nadaku. terlarut dalam rangkaian kata-kataku. Aku terus menari. dan akan tetap menari. sampai kau datang mengganti. sampai kau kembali mengusir malam yang sepi. 26 "Kasihku Penyejuk Hatiku" perjalanan lika liku hidupku hampir di jalan bersama motorku mencari sesuap nasi demi raga ini dan menikmati betapa indah hidup ini tidak seperti hari yang lalu sore ini sungguh membahana dalam perjalananku kulihat di langit langit awan putih yang bergerak pelan terus berada di atasku sampai saat ini masih kurasakan indahnya bersama awan tak hujan sambil kutepikan motor untuk istirahat sejenak dan terbang bersama angan menembus awan 27 Bila kau seumpama laut dan hujan, algoritma ini merelasikan ombak dan hujan: Ombak itu pelukan, hujan itu deras bisikan, dan gemuruh adalah dentum cinta yang tak henti menghantam dada, menghujamkan airmata ke penjuru semesta, menjelma kepakkepak camar yang menjaga samudera. Perahu itu aku. Di ujung tanjung, debar jantungmu melantunkan ombak. Jemarimu menggulung rindu. Di ujung kelambu kalbu, bermanja menghelai lembar demi lembar rambutmu seakan menyisir pantai. Pasir adalah kanvas perjalananku, tempat setiap jejak kucetak dengan sajak, jejak yang kauhimpun di lengan ombak: memelukku. Pantai itu aku, selalu rapat di sisimu. Hujan. Di sudut buku katakata berdesakan memasuki guguran hujan. Langit seakan berkilatan menggoreskan tanda seru. Cahaya menjelma gemuruh. Hujan membasuh unggun sajakku, mengeramas setiap aksara, menggenangi ruh huruf dengan bening airmata. Lalu tersisa sebagai butiran yang menetes di akhir paragraf. Dan di halaman berikutnya itu aku. Aku, yang selalu hanyut bersamamu. 28 Seandainya matahari kauberitahu indahnya malam, apakah ia akan datang kemari? Melihat bintangbintang sambil berbaring di atas jambangan lapang penuh bunga rumputan. Tetapi engkau hadir di sisiku dengan bara melampaui hangatnya matahari. Embun yang turun pun menjelma api, membakar langut yang hanyut di sudut mataku. Tak ada puisi di mambang senja itu jika kau tak membisikkannya untukku, membangunkanku dari tumpukan kertas mimpi. Engkau menggelitik ujung penaku menggoda setiap kata untuk menari bersamamu, mengelilingi api unggun terbakar dan berterbangan menjelma bintangbintang. Lihatlah hurufhuruf cinta itu menyusun dongeng di cakrawala – Bantu aku menulis kata cinta, sunyiku pada pena.Sebingkai meja berwarna coklat kelu dan berdebu seakan lautan kata yang beku dalam dingin suhu. Sepucuk kertas membentuk perahu, di layarnya teruntuk namamu. Pena itu kembali menggigil, menggoreskan kegelisahan: Aku cinta padamu. Hanya genangan tinta terbentuk seperti teluk melayarkan katakataku ke samudera peluk. Bantu aku menulis kata cinta dengan sinar matamu agar kutemukan nyala dalam unggun kata atau jadilah rembulan di rantingranting aksara mengganti tikaman gelap dengan romantika remang. Biarkan kuikatkan samarsamar cahayamu menyatukan sejuta kalimat dalam lembarlembar puisi. Lalu senyummu kujadikan majas Agar makna semakin jelas membebaskan cinta dari pernyataan yang tak pernah tuntas. Atau, jadilah kamu laut yang dalam dan biru mengganti kalimatku yang dangkal dan berbatu. Kuseberangi selat bibirmu, mengembara hingga palung jiwamu. Laguna yang teduh berangin Sebuah jalan setapak membelah ombak. Ombak di matamu. Opip Siti Apipah, kukenali tulisan di matamu yang teduh dan gemuruh. 29 Aku mencintaimu melebihi segala batas tak cukup daratan berbatas pantai Cintaku luap samudera. Luas membentang permadani biru Gelombang dengan gairah ekstra, O indahnya gemuruh tempat kita layarkan kenangan demi kenangan. Seluruh rindumu kutampung dalam teluk pelukanku, dalam liuk lengan-lengan ombak, arus sajakku yang sejuk membimbingmu ke laguna: sukmaku. Aku mencintaimu melampaui matahari bukan cakrawala berbatas senja temaram Cintaku doa pagi dan di langit malam mengerjap sebagai bintangbintang. Adalah jejakjejak galaksi berarak di angkasa, berkilap dalam munajatku. Lembut ombak memainkan butirbutir cahaya pada pantulan bulan di matamu. Aku di situ berlayar tak kenal waktu. Cintaku melampaui bunyi dan sunyi ketika hujan berhenti dan sisakan dencing tetes akhir aku genangan yang diamdiam menghilang lalu mengalir sebagai sungai deras di hatimu. Mengisi urat nadimu dengan denyut jantungku Menulisi dadamu dengan goresan rindu dan asmara. Walau tak selalu bicara aku sarat aksara 30 Ciuman pertamaku masih kausimpan di lekuk bibirmu malumalu getaran itu anggun melewati rimba waktu mengisi rongga dada dengan hangat kelambu melebihi kelepak matahari pada birahi senja yang ungu. Limabelas tahun berlalu ciumanku masih menghias senyummu biarkan di sana, aku memintamu tak menghapusnya sebab di sanalah kuarungi samudera kenangan di pantaimu aku terdampar. Melebihi kelepak camar setia menyamar sebagai waktu. Aku menyebutnya cinta. 31 Tak ada tempat aman untuk sembunyikan senyummu. Pada bungakah? Kupukupu datang, dan aku melihat senyummu memancar anggun. Pada daun? Angin berhembus, senyummu menari ke kanan dan ke kiri. Pada gerimis? Ah, matahari justeru mengubahnya jadi pelangi. Semakin nampak betapa indahnya engkau tersenyum. Tak ada tempat aman untuk sembunyikan senyummu. Bahkan ketika bibirmu rapat seribu bahasa dan hening mengunci setiap suara. Sunyi hanya memberi kesempatan pada kata untuk membebaskan diri dan menemukan isyarat pada relief tatapanmu. Dan di sudut matamu yang kuntum, aku melihat betapa indahnya engkau tersenyum. Maka berikan saja senyummu itu padaku. Tanpa malumalu, tanpa ragu. 32 Malam melangkah sejuk di pelataran bintang-bintang berkilau, menitipkan kerling matamu cantik parasmu cermin perjalananku memaknai waktu. Pukul 00.00 hingar tahun anyar membentangkan masa semarak terompet dan dentuman asa membahana bunga-bunga cahaya bermekaran di angkasa. Kulihat kembang api berpijar di matamu. Gairah jiwaku memancar dalam mawaddah kurangkai pendar-pendar doa kueratkan genggaman: cinta adalah takdir kita. Melewati hari bersamamu, tahun-tahun anugerah nyala cinta menerangi sejarah kita: Selamat tahun baru, Adinda Kaulah kalender bahagiaku. 33 Apakah mencinta tindak pidana hingga seumurhidup ku dipenjara di sel hatimu seluas semesta dengan jendela sebingkai nirwana kau bidadari di dalamnya. Aku terkurung dalam bahagia. Bila tak jumpa seminggu hukuman bertambah dicambuk rindu dadaku penuh goresan namamu. Setiap menulis puisi aku seolah baru sekolah bahasa kueja kata kugali makna kurangkai percakapan. Pahamkah ia ucapanku? Aku tak bisa merangkai kata mutiara yang bisa kujadikan anting tiara agar bisikanku berkilau di kupingnya. Tapi nyatanya ia suka katanya: terimakasih sayangku telah kautuliskan namaku pada setiap huruf di puisimu. Ah, jadi ketahuan deh kalau selama ini namanya yang kujadikan kamus dan gaya bahasa. 34 Di lindap malam kita tak nyalakan lilin hanya kilap bulan separuh lingkaran dibingkai kaca jendela dan siluet reranting. Kita berhadapan tanpa sapa hanya tatapan tajam bersinar saling menembus keheningan segala kata menjelma debar di dada. Memandangi semesta, dinda bintangbintang bagai intan bertaburan menciptakan larik-larik puisi komposisi indah untuk kukalungkan di hatimu. Setiap pertemuan adalah cakrawala tempatku munajatkan cinta di antara cahaya matamu: indah sehening doa. Percakapan tak selalu tercipta dari kata. 35 Gemuruh di jendela seperti serangkaian ketukan lembut jantungmu menembus kabut. Pagi berpayung kelabu terkikis gerimis yang terbakar di matamu. Hujan membuat kita memasuki perjalanan bara. Yang mengembara di dada kita. Menciptakan matahari. Matahari yang menggantung indah di matamu, lalu merangkak ke bulumatamu membentuk pelangi. Aku memeluk bidadari. Pelukan kita adalah samudera. Menghanyutkan segala dera. Di sana gelombang cinta tak kenal lelah. Membuat rindu seteduh lautan biru tak keluh menyusun gemuruh. Membuat kecemasan berderai hilang di pasir pantai lengang. Kita pun tertawa, memecah ubun sunyi. Seperti ombak berbantun meneriak karang. Seperti sepasang camar nan santun mempersembahkan cakrawala. Pada sebuah pagi, matahari menyebrangi samudera yang bergelora anggun di dada kita. 36 Dinda, entah kenapa senyummu indah begitu saja. Tak perlu kata kiasan menjelaskannya. Tak perlu majas rembulan atau tujuh bait pelangi. Senyummu indah begitu saja. Lalu, bagaimana bisa kubiarkankau tersenyum tanpa kusiram dengan cium. Seperti siraman premium senyummu api begitu saja membakar seluruh kata-kataku yang tersisa hanya bongkahan arang bekas tumpukan puisi yang tak sempat kuucapkan. Senyummu indah begitu saja. Perlahan meluncur ke lubuk hatiku menimba airmata menumpahkannya ke langit biru. Senyummu gerimis begitu saja menggiring kepak-kepak camarku berlayar di samudera hatimu. 37 Aku masih dicumbu tatapanmu yang semalam erat memelukku. Menghabiskan waktu dalam petak-petak mimpi, malam bagai bentangan sawah nan ranum, bintang-bintang kita panen menjadi rangkaian kata, tawa dan canda, dan di langit malam kita panjatkan sebagai doa. Lalu kita berjuang menciptakan pagi. Embun menitik dari keningmu, jatuh ke lubuk hatiku. Senyummu senyumku seperti kupu-kupu berkejaran di musim gairah. Saling melipat. Melipat dan. Di atas bunga kita nikmati indahnya hening. Matahari hangat menyeruak sepi. Kureguk kopi coklat sambil menyelesaikan satu larik puisi. Kamu di sisiku, referensi. Kubuka halaman hatimu. Tak kutemukan kata pengganti. Pada sebaris hujan, kita masuki cakrawaladengan payung terbuka tanpa layung senja. Terpa angin meninggalkanjejak dingin di dada. Engkau menggigil di jantungku. 38 . Jutaan tetes air beterbangan seperti tangis terbebas dari kesedihan seperti bungabunga tumpah dari jambangan. Mengisi hatimu yang bimbang mengubah rintihmu jadi tembang. Rintik merdu. Sebulir hujan menggantung di ujung payung seukir kilau, sesafir cahaya yang tersimpan. Sebutir doakah? Kumasuki kelambu hujan Airmatamu menggenggam rindu. Waktu mendesak. Serasa singkat. Rembang pun lewat, saat benderang lampulampu … dan hujan berpamitan di jendela senja perlahan menutup payung kita dengan pelukan. 39 Selalu ada puisi untukmu antara hasrat dan katakata yang dibasahi gelembung cinta yang melahirkan gerimis di bumi jiwa kita semua kata yang tujuannya menggambarkan hatimu selempang pelangi di cakrawala. Senyum yang menjadi rahasia bibirmu kuperam dalam jantungku. Tumbuh satu per satu menggetarkan sunyi, bermekaran di antara jemari sebagian terperangkap ke dalam sajak sebagian terlepas menjelma kepakkepak renjana. Jangan risaukan katakata yang tak terucapkan biarkan menggenang dalam kolam ingatan atau angin menyingkap rinduku yang tersembunyi di dedaunan dan melepaskannya padamu dalam bentuk musim gugur yang indah. 40 Bulan. Bias cahaya melukis malam jadi taman. Kubayangkan kau di sini, di pangkuan. Memetik angin mendawaikan lagu, seirama detak jantung memperjelas rindu. Pemandangan selalu lebih indah, ketika tatap matamu bersinar di pangkuan. Mungkin kautitipkan kerling matamu pada embun. Kukecup keningmu pada setangkai kuntum. Jarak. Aku mencintaimu, maka rindu menjadi pertemuan paling indah ketika kamu tak di sisiku. Suaramu musik yang membebaskan aku dari sepi. Gemuruh. Aku dengar ombak di kejauhan, bagai ritmis jantung berdebar memecah sunyi. Memenuhi teluk hatiku dengan gemuruh laut yang tak pernah henti. Sebab hanya rindu mampu menyempurnakan percakapan kita, yang kadang tak bisa diakhiri dengan ciuman. Malam lebih panjang. Memikirkan kamu seorang. Di balik cerahnya bintang, kaukah mengarahkan kompas hatiku. Untuk kutemukan doamu yang kautitipkan pada langit jauh. Jejakjejakmu melindungi setiap kenangan, menciptakan bayangan yang berjaga di lensa mata. Sungguh, aku kangen kamu. 41 Awan tipis tersapu angin, seakan handuk terlepas meninggalkan gemas pada tubuhmu, kurasakan udara yang ditinggalkan hujan. Mentari di celah jendela kaukah yang membawanya. Deras sinarnya seperti darah menghanyutkan degup rindu di serambi jantungku. Senampan senja kausuguhkan, lentik jemarimu indah tatap matamu tak sanggup kugubah, jejakmu sumringah dalam hangat yang terperangkap racikan daunan teh seputik melati menepi di pinggir cangkir menyengatkan wangi di bibir. Dan senyummu kuseruput tanpa akhir. 42 Cinta bergetar di tengah Oktober lengkung alismatamu memayungi senja hujan aku menghangatkan diri di matamu pada sinarmatamu anggun, pada sunyi yang unggun pada sketsa hatimu yang mengambang di secangkir senja yang rembang. Akhirnya kita sampai ke sebuah samudera yang menyatukan waktu kita. Sebuah tamasya. Kupersembahkan bulan sebagai bahtera mengarungi semesta, lautan cumbu dan canda. Lautan sejenis candu. Lautan semanis madu. Mendaki puncakpuncak gelombang membelah kesunyian gemuruh lautan menyisakan buihbuih di wajahmu. 43 Aku sedang memandangmu di bawah bulan setengah lingkaran membaca selaksa kata di matamu menafsirkan sirat cinta. Maka ketika kau memandangku aku tahu, kau bulan yang jatuh di wajahku kau yang selalu di wajahku menuliskan pendarpendar cahaya petunjuk bagi langkahku menelusuri jalan setapak di hatimu langit yang selalu membukakan pintu untuk pulang kepakkepak sayapku. Di bawah bulan yang mengambang di pematang alis matamu ribuan kata tertutup embun dan kulihat wajahmu merunduk menggenggam bulir rindu. 44 Biarkan aku mengubahnya menjadi kata ketika engkau menatap biarkan airmatamu menjadi tinta, mengalir rebak menjelma aksara yang meluap mengubah kertas hidupku menjadi telaga sajak. Kaulihat ombak katakata yang bening membuat nampak semua isi hatiku. Rerumputan menyirat jejakjejakmu jadi jalan setapak Aku menuju hatimu dengan setangkai sajak yang kupetik dari perjalanan berliku bukankah selalu kutanam perdu penawar rindu. 45 Embun-embun menyukai telanjang tapak kakimu ketika kau melintas jalan setapak rerumputan menjaga jejakmu tetap basah seperti butir airmata yang enggan jatuh dari bulumatamu bagaimana pun aku memunguti jejak itu menyimpannya dalam sebuah sajak lalu kuikuti ke mana kata pergi mengembara. Bukankah hatimu kampung halaman dari seluruh sajakku tempat aku mudik dengan segala perbekalan cinta. Lalu di sebuah taman langit mendekat bersahabat menyuguhkan teh hangat dengan sedikit uap perjalanan panjang pun serasa singkat kita bersulang mengubah malam pekat jadi upacara persembahan rembulan perak untukmu. 46 Di padang ilalang bulan ini kujerat dengan sajak kuikat di pohon cempedak agar kelam tak membawanya lenyap ke dalam gelap. Terasa di wajahmu getar sumringah arus darah mengalirkan hemoglobin cinta percakapan apakah mengalir dalam terang rembulan tatap teduhmu tak pernah tuntas aku tafsirkan. 47 Ada bara pada cinta yang gemuruh di jantungku. Sebongkah niat, segunung hasrat. Bibirku merangkum sejuta getaran dalam satu isyarat, ciuman dahsyat. Lihalah pendarpendar api di mataku Setiap rayu adalah aksara yang terbakar. Lava cinta meleleh dari mataku menuruni jurang yang membelah dadamu. Denyut nadi tak meredakan gejolak jantungku. Magma tak habishabisnya bergolak. Memuntahkan vulkanik rindu ke langit semesta. Bila debu rinduku menghalangi pandangmu, sematamata aku ingin memenuhi matamu dengan kata cinta. Aku tak bisa berhenti menyemburkan cinta di tubuhmu, sejuta cium dan peluk, memenuhi lembahlembahmu, sungaisungai hatimu. Tak bisa berhenti hanyut, dalam denyut di nadimu. Aku meleleh dalam hidupmu. Menciptakan kawahkawah rindu yang baru. 48 Lihatlah gerimis berbaris di tipis senja di taman itu, pendarpendar mentari menari ttdi atas daundaun basah aku hanyut pada parasmu yang basah. Tiada yang sungguh indah dari cakrawala cinta ketika bening tetes hujan menggenang lekuk merah bibirmu senyum terkulum, mataair dengan sekuntum padma mengalir hening ke relung sukma. Ada seikat pelangi di balik gerimismu cahayanya terurai dalam lariklarik puisi bercucuran di sudut matamu melukiskan berjuta pixel warna cinta. 49 Laut adalah gulungan hatimu di mana ombakombaknya kaujelmakan dalam getar, menghanyutkan perahu jiwaku berlayar mengarungi dekapanmu yang tanpa akhir, selalu bergemuruh menghempaskan cumbu pada karang rindu di mana hasrat membuncah berderaian menjadi buihbuih kerling di sudut matamu. Kerdip matamu ombak yang mengubah pasir pantai menjadi lembaran kertas putih dengan satu pesan: laut adalah jalan hidupmu, arungilah ia agar tak beku, agar menjadi hangat bagai setangkup dekap. Lalu kujalani laut, laut pun menjadi genangan tinta biru yang tanpa bosan menuliskan bisik cinta di pesisir hatiku. 50 Ingin sekali aku ke surga tidak untuk menikmati keindahannya atau menikahi para bidadari hanya ingin menulis puisi. Lalu puisi itu kutulis di mataair dan sungai-sungainya agar arus menghanyutkannya ke tengah samudera untuk menjadi hujan yang membasahi semesta. Kau akan lihat kilau cemerlang di gugusan bintang-bintang huruf-huruf puisi yang kukarang. Petunjuk abadi perjalanan cintaku padamu. 51 Hujan di malam akhir Agustus gemuruhnya menerobos tilam kelambu kilau kilat terpantul di wajahmu menerangi lengkung bibirmu tempat aku tersedu menghabiskan waktu tempat biasanya aku dengar desah senandung cinta. Kudekap getar hujan itu yang menggigil di tubuhmu kurasakan derap jantungmu memimpin satu lagu orkestra yang disusun dari seribu rintik rindu membiarkan gelisahmu mengembun di sudut matamu dengan kecupan kutandai tiap jejak hujan yang meninggalkan gemuruhnya di hatimu. Kusulam sebuah puisi madah dalam hening akad nikah dengan benang sutera yang kupintal dari kepompong cinta yang bergelayut di hatiku. 52 Cinta ini khusus untukmu kekasih bahagianya dapat kupersembahkan untukmu sebuah dekapan seumur hidup yang hangat dan lembut hingga lubuk hatimu. Kau amanah paling cantik bahagianya dipercaya menjagamu dengan segala hal tanpa batas ruang dan waktu aku mencintaimu. 53 Di sampingku, seorang bidadari sedang tersenyum padaku! Arus deras sajak-sajakku melintas waktu hujan dan jantungku. Nadi-nadiku bergolak menggerakkan tubuhku menuju kamu. Aku daras sajak-sajakku meretas cakrawala bianglala dan gerimis yang tak ingin berhenti sebelum menjelma sungai menuju kamu. 54 Malam ini kubangun mimpi berharap besok menjadi matahari yang terjaga di jendela membakar segala kelam dan dinginnya malam lalu sunyi menjadi reruntuhan purba sebab nyanyian pagi bersamamu, senandung lautan itu telah mengubah peradaban cintaku. Pagi ini kubangun dari mimpi O, perempuan yang menggenggam kelopak bunga yang terjaga di jendela hatiku yang merebahkan tubuhnya dan kukecup wangi keningnya bukankah kautemukan bahwa setiap pagi pada dekapan di dada selalu ada matahari yang membara untukmu. Bukalah jendela dan lukislah langit malam dengan sebuah bintang jatuh sebuah garis lurus yang membelah kelam sebongkah harapan yang menyala— biarkan menerangi ruang angkasa, padang paling luas tempat kita meninggalkan jejak cinta yang tak pernah terhapus cuaca. 55 Bulan berayun di ranting ketapang musik sunyi bersahutan di balik bebatuan cahaya berjatuhan seperti gerimis di celahcelah dedaunan membasuh separuh wajahmu. Kupandang siluet matamu, hidungmu, bibirmu, indahmu ketika ku mendekat yang kausisakan tinggal selengkung senyum segera saja kudaratkan cium dan bulan menutupi peristiwa itu dengan cahaya ranum. Senyum tipismu seolah angin menyentuh dedaunan membuatku hanyut dalam ombak rerumputan hanya dapat kuikuti getarannya sebagai sebuah tarian. Lalu kau memandangku seperti perahu yang membawaku ke dalam hatimu. 56 Purnama di bulan Agustus seperti sinar mata yang menembus sayapsayap cahaya meluncur turun melingkar pundak malamku lalu menggiringku ke angkasa melayang di atas hamparan galaksi seolah hamparan pasir pantai yang kita cintai. O, jejakjejak kita masih ada di sana berkilau bagai mutiara. Barangkali ombak samudera yang menghanyutkan jejak langkah telah menguap dan membeku di atas nirwana pun bait puisi yang kuhanyutkan terdampar di sana. Masih basah dengan katakata yang terus menetes hujan meteor yang indah. 57 Pohonan senja kilau daundaun bagai kristal tertiup angin kesunyian terbakar di pucukpucuk ilalang menyemburkan cahaya ke dalam kalbu. Surya bagai softlens jingga di bola matamu cakrawala cinta. Pendarpendar telaga dengan selendang gelombang menari meliuk menyeret jantungku jemarijemari ombak merepih bak lentik penari Bali menyempurnakan sudut akhir kerlingan mata. Aku tersungkur di ceruk matamu. Guguran kelopak seroja menjelma perahu menuntun matahari ke dalam kelambu. Diamdiam aku terhanyut ke lubuk hatimu. Tempat paling khusuk untuk sepucuk puisi. 58 Aku tak bisa menyusun kata penutup yang indah untuk mengakhiri percakapan hanya bisa kutatap matamu sampai embun. Bahkan bintang-bintang telah bergugur tetapi aku enggan tidur sibuk menganyam bait demi bait kasih di rambutmu seribu musim merajut singgasana di atas kelambu bukankah malam adalah istana tempat paling megah di atas bumi engkau dan aku selalu bersanding berbagi cerita berbagi puisi berbagi doa menciptakan pagi. Ada gerimis di jantungmu musik yang menyanyikan cinta kusaksikan refreinnya mengembun di matamu menetes di kelopak bunga seolah pagi baru saja bangkit mengetukngetuk jendela. Kau tatap aku, pun aku tak dapat menahan matamu bagai sunyi dalam senandung. 59 Di kanvas ini aku mengembara: langit tanpa tepi kulukiskan bintang-bintang, bertaburlah sinarnya mengisi semesta setiap bintang adalah nyala yang terus mengembara seperti cinta tak mengenal padam, selalu gairah selalu membara. Tatapanmu indah dalam hening: malam sebening telaga senantiasa berseri, mata baiduri yang kutatap secara sempurna ada jejak bintang di ekor matamu, meteor-meteor terjun ke hatiku di bawah hujan cahaya, kuhabiskan malam bersamamu. Kamulah bintang di hatiku paling terang makanya galaksi indah tanpa lelah kukarang hatimu horison segala pengembaraanku menepi segalanya sampai. Bukankah cinta itu ledakan besar yang mengawali ritus kebersamaan kita, memancar ke penjuru semesta. Memancar sepanjang masa. 60 Di stasiun ini dinding-dindingnya ditumbuhi lukisan perjalanan, jarak dan airmata dipahat waktu hingga lumut membatu samar alunan gending menyihirku hening kesunyian tugu, lampu-lampu membeku jerit kereta yang menjauh menyisakan gemuruh hati menyebut namamu. Di stasiun ini dinding-dindingnya ditumbuhi bunga kenangan demi kenangan tergambar debar jantung yang menggetarkan lalu lampulampu jalanan memudar tinggal pendar tetes airmatamu menerangi hari seperti pagi menitipkan embun pada rel peta perjalanan ke hatimu. 61 Ketika subuh mengembun di atas kuntum Opip Siti Apipah, kulihat bulan di atas halaman. Kupetik untukmu pengganti mawar yang pagi ini belumlah mekar. Untukmu setangkai purnama. Sebuah damba menemukan wajahmu tersenyum ketika ku terbangun serasa mimpi indah baru berlangsung. Lalu kulihat bulan bercakap padamu ingin menghuni matamu di mana tatapan cintamu, bercahaya indah sekali. Kaulekatkan daundaun hujan pada reranting kering. Dan hujan pun bermekaran di taman rerumputannya menjelma telaga bungabunganya adalah riak ombak dan di bangku taman kita berayun seakan sampan. Dan hujan pun bermekaran di taman menjadi sungai menciptakan garis liku yang indah di lembah kehidupanku. 62 Tiada kabut musim kemarau yang menyelimuti alis pagimu. Juli di rambutmu masih basah, masih menyimpan tetes dan rerumputan yang ditinggalkan hujan. Dan setiap kutatap matamu lewat panorama di jendela, aku menemukan lembah nan hijau, puspa warna, kicau prenjak menginjak tutstuts piano di pucukpucuk cemara, dan luruh gerimis. Kulihat seikat pelangi tumbuh di bola matamu. Dan hujan menyembunyikan semua jejak. Kuberteduh menatapmu memperhatikan bulir hujan menetes ke dalam puisi. 63 Aku terhanyut bersama kesunyian yang diselundupkan hujan yang dibiarkan mengambang dalam genangan ilusi. Dan hujan meninggalkan hening semua denting. Bening matamu selalu kuingat ia adalah kolam sajak seluruh kata yang menyembul dalam bahasa hatiku. Yang jatuh dan tergenggam di tanganmu adalah bunga flamboyan. Merah merenda jingga bercahaya hiasan istimewa dari surga untuk bidadari di bumi. 64 Bunga elok memikat ketika kuselipkan di ikat rambutmu. Ketika mata kita begitu dekat ketika kuucap merahnya seperti nyala api cinta yang tak pernah lindap. Guguran flamboyan berkilauan menghiasi pelataran candi. Seperti itulah jejak kagumku padamu. Yang indah dan tergenggam di tanganmu adalah sebait puisi. 65 Dengarlah gejolak ombak yang berderak di jendela. Kupersembahkan untukmu sebuah laut bergemuruh mentransmisi debur jantungku buihnya tak habishabis membisik namamu. Jendela adalah perahu tempat kita berangkat mengarungi rindu. Kita bercinta sepanjang pelayaran dalam alunan gelombang bak ayunan di taman pulaupulau elok, pantaipantai indah tercipta di sekeliling kita. 66 Malam di sisimu terjaga dengan ciuman semerah saga seolah mimpi baru dimulai mentari bergelayut di dedaunan kamu bergelayut di dada menyeduhkan dekap kehangatan lihatlah, embun di lengkung kelopak mawar berkilau menjelma bianglala. Secercah pagi kuyakinkan padamu dalam bingkai jendela seberkas sinar kubukakan untukmu langit menghamparkan lembaran biru di kakimu padang sajadah, tempat doadoa ditanam diranumkan tempat langkah kita tumbuh menjadi ilalang cahaya bunganya bertaburan memenuhi semesta. 67 Tanpa kamu di depanku tatapan mataku kosong hanya memandang angin lalu. Tanpa kamu di sampingku telapak tanganku kosong hanya menggenggam angin lalu. Tanpa kamu di hatiku hidupku kosong hanya menunggu angin lalu. 68 Di sebuah Januari tanpa hujan kutemani tubuhmu di dipan muram tetapi yang aku lihat adalah bidadari lemah terbaring di pinggir surge di taman, bunga-bunga menunggumu berkuncup dalam doa. Mendampingimu adalah isyarat cinta bahwa kesetiaan bukanlah kata-kata semata. Lalu sebuah pagi sepenuhnya milik kita ketika kau buka jendela dan udara bersorak gembira. 69 Cepat sembuh, kekasih malam tanpa angin tanpa bisik-bisik daun dan ranting bila bibirmu kelu dan kering. Cepat sembuh, kekasih bulan samar dan redup cahaya terperangkap kabut bila matamu sayu dan hening. Cepat sembuh, kekasih langit kelam dan kusam hati gelisah dan tenggelam bila wajahmu pucat dan terbaring. Sebutir kapsul segelas doa sepeluk kasih sekecup sayang semoga cepat sembuh, kekasih mata dan hatiku berjaga untukmu. 70 Di kertas hatiku kamu boleh menulis apa saja apa saja, kata-kata berserakan, catatan harian graffiti kehidupan. Kamu boleh mencoret-coretnya sketsa pagi dan taman berjuta warna senja dengan hembusan pawana atau malam gelap gulita. Atau menggambar jejak-jejak kita, sebuah perjalanan musim yang silih berganti tanpa kesudahan prasasti tentang serangkaian kisah. Tulislah apa saja, sesukamu hati ini adalah buku harianmu. 71 Di dinding kamar, kita tak memasang lukisan hanya sebuah jendela dengan bingkai kayu dan tirai krem ringan nampak di sana: pemandangan sebuah taman. Bungabunga yang sedang bersorak merah, jingga, putih, kuning dan daundaun bercorak sinar mentari dari celahcelah daun jarak embun berkilatan dan kupukupu yang datang bermain cahaya di antara kelopakkelopaknya. Hanya jendela yang senantiasa terbuka kita berbincang di sana. Di sebuah taman. Di sebuah lukisan indah. 72 Tahun adalah belantara di mana semaksemaknya kauganti mawar adalah harihari mengalir bagai sungai dan arusnya lembut lenganlenganmu malammalam mengembara dan kau bintang yang menuntunku adalah waktu yang kauganti dengan detak jantungmu. Jejakmu tempat paling indah untuk kuciptakan kenangan. 73 Di subuh nan hening fajar mengambang di jendela cahaya mengusap perlahan wajahmu kaupun lembut terjaga kubelai rambutmu kubisikkan: di bibirmu yang indah, kecupanku tuntas dalam gemas. Selembar pagi kau bentangkan di pelataran sebongkah harapan sebait doa, bunga-bunga penuh warna bermekaran matahari terbit dari lengkung bibirmu, jiwapun bergelora aduhai senyumanmu mengispirasi dunia. 74 Kau memandangku bagai sebuah telaga bola matamu adalah perahu yang mengantarku ke lubuk hatimu. Kutambatkan cinta dalam lingkaran cincin yang kukenakan di jari manismu. Menyatukan hidupku dalam satu mahligai bersamamu seindah doa dan restu hujan yang bertasbih di hari perkawinan kita seindah melati bertaburan di atas pelaminan tamantaman asri kita ciptakan tamantaman kehidupan. Rumahku surgaku. Kamu bidadariku dimensi waktuku. Waktu yang seolah tak pernah bergerak diamdiam menandai kita dengan usia dan uban perak. Cinta tak pernah menua seperti intan tak pernah kehabisan cahaya adalah matamu kilau sejuk sepanjang masa. Setangkai mawar pink di kelopaknya embun mengerling pagi yang dingin. Angin mengendap di antara ranting embun terkesiap ke samping jatuh ke dalam hening. sebuah nada berdencing di ceruk matamu yang bening aku sedang memancing. 75 Matahari jam sembilan lewat satu berayunayun di antara daun jambu di sebuah taman yang tenang di mana suarasuara khusyuk sembahyang. Seekor kupukupu bertengger di atas aster merah angin menggodanya, digoyangkannya tangkai bunga ke kanan dan ke kiri. Kupukupu hanya tersenyum asyik berayun di atas kuntum. Langit biru, lembaran awan selembut beludru sesekali meneduhkan bangku taman kita duduk di situ menghabiskan waktu berjamjam. Lihatlah, kupukupu itu hinggap manis di punggung jarimu seakan tahu, bunga terindah dalam hidupku. 76 Aku bahagia tinggal di hatimu. Mengukir lembahmu dengan sungai yang mengalir dari telaga di mataku. Sebuah mataair untukmu, di tepinya ada mahligai yang selalu diterangi cahaya, dari jendela-jendelanya hanya terlihat indahnya pemandangan. Setapak jalan cinta yang naik turun di lembah-lembah romantika. Seperti sebuah gelombang di mana kita berayun menghabiskan masa. Jantungku berdebar indah untukmu. Dawai-dawai yang tak pernah kehabisan getar, berirama melantunkan rindu. Menggema nada-nada cinta merangkai simfoni kehidupan kita. Pada gemuruh air terjun, pada angin yang berhembus di daun-daun, pada kicauan burung-burung dan rumpun bambu yang bersenandung. Senantiasa kita dengar musik anggun yang menggetarkan jiwa. Hanya kamu yang ada di hatiku, di dekapku. Sebuah perapian yang selalu menyala dalam kobaran cinta. Kehangatan adalah menggenangi pipi dengan airmata. Mengubahnya menjadi gerimis yang melukis pelangi di pinggir senja. Tubuhmu adalah selimut bagi jiwaku, aku adalah api perwujudan panasmu. Engkau adalah gunung yang indah, akulah magma yang membara. Biarkan cahaya matahari jatuh di wajahmu. Aku bahagia memandang keindahan alam dari jendela hatimu. Serumpun sajak cinta. Sehamparan dunia dan masadepan yang menjulang hingga nirwana. Bukankah kuciptakan hujan untuk menghapus debu-debu masa lalu. Bukankah kubalut langit dengan pelangi dan kupetik setangkai mawar untukmu. Dan sungguh, aku hanya mampu mencintaimu. 77 Pagi di Prambanan sinar mentari menari di celahcelah pahatan merahasiakan siluet tubuhmu, lekuklekuk gairah semampai langkah menapaki undakan indah pada relief, persetubuhan kita membeku dalam keabadian. Batubatu terhampar di pelataran bukanlah sebuah reruntuhan, ialah jejak hidup, ialah hurufhuruf terurai dari kalimatkalimat cinta yang tak ada habisnya bongkahan prasasti yang akan selalu kautemukan dalam hatiku walau seribu tahun terkubur abu merapi. Permaisuriku, kuagungkan dirimu dalam sebuah arca dewi seluruh kerajaan hatiku kunobatkan hanya untukmu satu candi adalah cinta, seribu candi adalah persembahan abadi. 78 Bunga adalah kenangan, bukan karena aku mempersembahkannya untukmu tetapi ketika kamu menerimanya dengan bahagia. Segalanya adalah kenangan, bukan karena aku sedang menciptakan sejarah tetapi ketika bersamamu cinta menjelma dalam keindahan segala. Mencintaimu adalah menciptakan sejarah, tentang perjuangan dan pengorbanan yang indah untuk dikenang. 79 Karena engkau apiku maka aku yang terbakar dalam cinta. Karena engkau matahariku maka aku yang terkurung dalam cahaya. Karena engkau malamku maka aku yang tak bisa kembali dari mimpi bersamamu. Karena engkau lautku maka indahnya tenggelam dalam hidupmu. Karena engkau bidadariku maka aku yang terpasung di hatimu. 80 Andai kau tak pernah marah, kekasih mungkin aku tak pernah jadi kesatria yang berjuang memadamkan api pemberontakan di dadamu atau lelehan magma membakar kaldera kukerahkan ribuan merpati tuk menggiring awan hujan agar hatimu tentram dan kulihat lagi wajahmu sebening kolam. Dengan marahmu kutahu arti kehadiran mungkin aku salah bicara atau terlanjur ingkar janji mungkin aku kurang perhatian atau terlalu ego sentris ijinkanlah kekasih, kuluruskan kata kubayar janji yang terlena mendekaplah padaku, aku ingin mendengarmu lebih lama hingga tinggal suara hatimu yang berdebar di hatiku. Bila masih marah, sayangku, marahlah sebentar saja sungguh satu menit sudah terlalu lama, ubanku bisa bertambah sedetik saja kamu marah gejolaknya menggempa dunia hatiku dilarung gelisah di samudra perasaan salah sampai kulihat lagi laguna damai di wajahmu membuka pelabuhan maaf untuk ku bersandar di hatimu. 81 Kamu tanya padaku seindah apakah cinta bulan tak mampu menjelaskannya diriasnya bumi dan ombak di telaga dengan cahaya perak purnama belum cukup menyebutnya surga. Kamu tanya padaku seputih apakah cinta melati hanya tertunduk tanpa kata kelopakkelopak mungilnya hanya mampu mengabdi di lekuk tubuhmu menyengatkan wangi pada peluk ciummu. Kamu tanya padaku sedalam apakah cinta tujuh lautan tak berani kasih jawaban hanya dengan terjun ke palung hatiku kamu akan tahu betapa di kedalaman mana pun hatiku berhiaskan nama indahmu. 82 Matahari semerah mawar kupetik untukmu di senja itu ini untukmu hati yang selalu hangat dibara asmara selalu merah berlumur darah cinta. Ini untukmu senja yang sempurna. Sebuah damba di pelataran rindumu ku berjalan dengan jiwa terhuyung kamu tersenyum dengan setangkai kuntum. Ini untukmu jantung berdegup gelisah. Sebuah puisi cinta rebahlah bersama senja yang terlentang di atas bumi, ranjang bertirai lembayung di sini kan kuhabiskan malam menatap parasmu yang ranum. 83 Aku jatuh cinta pada sunyi yang kaukulum di bibirmu. Selengkung senyum, setangkai kuntum, secarik puisi. Katakata menjelma gerimis yang berbaris dalam bisik manis. Aku mengunduh wangi bunga dari serumpun kata yang tumbuh di mulutmu. Itukah cinta? Kurasakan getarannya memasuki rongga hati. Sebuah rayu. Menggema dalam hidupku. Aku jatuh cinta pada embun yang mengerling di matamu. Memandangmu, kulihat pelangi melambaiku menuruni bukit. Sebuah telaga menungguku. Aku mencebur ke dalam jiwamu. Aku jatuh cinta pada mawar yang merekah di hatimu. Menjagamu, aku penuhi hasrat jiwamu seperti kupukupu menyusuri taman. Rasanya seperti di sebuah surga dengan seorang bidadari yang selalu duduk berdandan di pelaminan. Pengantinku, akadku hanya untukmu.. 84 Kau datang dengan setangkai mawar Merah legam. Cinta yang purba inilah hatiku, bisikmu. Selalu mencintaimu. Dan aku menciummu. Membasahi sunyi di bibirmu. Angin memilih diam matahari memilih terpejam sementara kau dan aku tenggelam dalam semerbak. inilah jiwaku, ingin terus terhanyut dalam nafasmu. Mawar di tanganmu jatuh ke hatiku. Menjelma taman yang memperindah hidupku. 85 Gerimis pagi, bukanlah sebuah janji akan datangnya pelangi. Tetapi di matamu selalu ada pemandangan indah terlukis manis dalam sejuta pixel warna. Taman bunga dengan matahari di celah-celah dedaunan angin yang berbisik rindu di balik setangkai padma kilau matamu seolah airmancur yang memancarkan pelangi melengkung abadi ke dalam hatiku. 86 Ketika hujan turun dan temurun ke relung kalbu dengarlah nyanyiannya mewakili sajak-sajakku susah payah kurangkai ribuan bait agar kau dengar lebatnya kalimat rindu tiada henti berkilatan dalam batin rasakan gemuruhnya dalam erat dekapanku. Warna-warni payung menari di jalanan rampak menitik air berjatuhan, desau angin berbisik sayup di dahan basah dedaunan, basah bunga-bunga, basah seluruh pelataran jejakjejak kita bermekaran dalam genangan pada kata cinta kutemukan airmata netes perlahan lalu kaubiarkan wajahmu kuseka dengan kecupan. Tiap hujan kita melangkah di celah gemuruhnya mendengarkan deru hujan merasakan angin menari dan bercanda kadang kita tembus derasnya dengan terguyur dalam mesra berguncang-guncang jejak air di atas payung kita iramanya seperti derap sajak menyusun bait cinta begitu lembut begitu merdu begitu syahdu. Kita mensyukuri hujan. Kita jatuh hati pada hujan hujan menghapus debu-debu bimbang di kelopak-kelopak kembang mengubah catatan lara menjelma loncatan airmata bahagia bertaburan rintiknya menggenangi jejak-jejak kita hujan turun dan cintaku menuliskan tetesnya di hatimu berkaca-kaca tatapanmu. Biarkan cinta menitik abadi. 87 Selendang di pinggang angin malam semilir dingin menyentuh kulitku aku berjalan di pedalaman kelam bersama cahya gemintang aldebaran, betelgeus, sirius dan kelapkelip kerling matamu di orion menuntun langkahku di malam yang sunyi dan rawan lalu kau datang dalam semerbak anggrek bulan lembut menelusup di kedua lengan tiada rangkaian kata terucapkan tiada katakata kutuliskan malam lebih indah tanpa puisi. Kau bidadari turun di lembah malam dengan selendang ditanggalkan membawakan mimpimimpi indah ranjang di kahyangan bergaun sutra dewangga bermahkotakan bulan setengah lingkaran diamdiam ku tenggelam di wajahmu malam lebih indah tanpa rembulan angin malam lembut berderaian menari di rambutmu kelopak matamu berkedip, ombak di matamu berpusar tatap mataku tersedot hanyut tak mampu melepaskan diri. 88 Pada tatapan mata pertama ketika aku melihatmu, ……………..aku ingin berkenalan denganmu. Pada tatapan mata kedua ketika aku mengenalmu, ……………..aku ingin berteman denganmu. Pada tatapan mata ketiga ketika aku menemanimu, ……………..aku ingin berbisik nyatakan cinta. Pada tatapan mata keempat ketika aku mencintaimu, ……………..aku ingin kau bahagia bersamaku. Pada setiap tatapan mata ……………..aku jatuh cinta padamu! 89 Dengarlah dedaunan yang berbisik lirih pada angin di sore itu, musim gugur memapas cemasku di sebuah taman pepohonan meranggas dan daun-daun kering, serta merahnya daun maple menyaksikan kita, juga warna-warni bagai kupu-kupu berterbangan tiada yang lebih indah dari pemandangan ketika kau tersenyum di pangkuan. Lihatlah bulan tak takut pada kegelapan dibiarkan cahayanya hanyut bersama angin malam selaksa puisi bersahutan di celah-celah ranting keheningan memekik gemuruh rindu di matamu cinta yang tak pernah lekang seperti rembulan di atas pelataran, kau menatap indah di pangkuan. 90 Aku ingin mencintaimu seperti sungai mengalir kubiarkan pikiranku hanyut dalam buaian ingat kamu melewati pagi hingga senja dan kesibukan yang panjang betapa waktu harus kukayuh betapa berliku muara kutempuh bayangmu berkilauan memperindah lamunanku. Aku ingin mencintaimu bak sungai sebening kaca tempatku bercermin tentangmu dari waktu ke waktu kamu refleksi indah tentang cinta dalam hidupku seperti dulu aku mencintaimu seperti sekarang tanpa akhir cinta tak perlu alasan untuk terus mengalir. Betapa ingin kubercerita padamu ketika kita saling memandang, saling menembus keheningan ketika mulut kita terkunci kekaguman ketika katakata kehilangan kesempatan. Di bawah bulan separuh lingkaran, angin bergelayut di dahan kamu bergelayut di dada menebus jiwaku getaran jantung bersyair untukmu. Sunyi mencair seperti hening menitik dalam butir embun di kuntum matamu. Betapa ingin kubercerita padamu tentang perjalanan menciptakan pagi dan sebongkah matahari untuk menjelaskan makna cahaya dan betapa kehangatan adalah bahasa pertemuan yang diciptakan cinta. 91 Kekasih, kamu pemandangan paling indah yang pernah diciptakan tuhan untukku. Bahkan bulan purnama tak dapat menyempurnakan malam tanpa kamu di sisiku. Kekasih, kamu juga pemandangan paling indah yang pernah disembunyikan tuhan untukku. Ketika kumasuki hatimu betapa tak kalah indah suasana di dalamnya aku ingin tinggal selamanya di situ bermukim di hatimu. 92 Hujan bulan September, seperti cinta kembali dari perantauan mengejutkan debu-debu rindu di dedaunan. Kau buka jendela, angin berhembus mendekap seluruh tubuhmu aroma tanah berhamburan meninggalkan jejaknya di jalanan aku tersenyum memandangmu, udara dingin terasa menggairahkan. Hujan bulan September kaukah menyuntingkan sebaris doa di antara gumpalan awan? Kau ceria di jendela, menikmati tiktik hujan berjatuhan di pelataran tetesan dan cipratan, rintik dan gemericik, hembusan dan gemuruh simfoni Mozart kau tersenyum memandangku, indahnya hujan bulan September. 93 Di matamu kulihat bulan teduh bercahaya lembut menawan hati terpaku dalam tawanan seuntai kata hanya mampu kurangkum dalam senyuman. Setiap tatapanku adalah pernyataan cinta bergetar ku memandangmu bak pertama kali jumpa dan rona wajahmu terkesiap bahagia matamu bulan berbinar sempurna. Cahayamu menunjukkan aku indahnya jalan cinta sebuah jalan setapak yang berliku menuju hatimu sebuah perkampungan dalam hidupku. 94 Kuselipkan setangkai edelweiss di telingamu kubisikkan cinta yang abadi di ketinggian ribuan kaki kita melintas langit biru mengembara di antara lembah dan ilalang kuning bersama memanjat cakrawala melewati jurang dan tebing menggiring matahari ke angkasa menciptakan nirwana. Langkah kita memecah embun yang membeku berderap membangunkan savana, sinar matahari berkilauan menyisir ilalang mengukir kisah kita pada setiap lekukan lembah jantungmu pun berderap, semakin dalam kudekap seperti jarimu yang setia dalam genggaman pada setangkai edelweiss cinta kuabadikan untukmu. Bercakap denganmu waktu pun membeku suaramu bening menggema bagai simfoni keheningan mengisi rongga hatiku dengan sealbum bahagia rambutmu lincah menari bersama angin pegunungan berderaian bagai dawai-dawai yang menunggu kubelai wajahmu kuciptakan lagu di keningmu. 95 Pelangi berkilau di langit jauh teduh mengambang menjalin untai gerimis gradasi warna adalah selendang para bidadari yang menarinari digelitik angin bukit dan kamu, yang turun ke dalam jiwaku. Sungguh indah rahasiamu semburat merah di wajahmu. Cinta itu. Di senja itu pohonpohon waru berebut menjadi bayanganmu lalu melukisnya di dadaku. Untuk kudekap agar cinta tak ke manamana dari hatimu. Jangan lagi kaurisaukan cinta ini hanya berakhir di hatimu sungai yang mengalirkan kejernihan jiwa melewati rimba waktu dan padang penuh bunga aku, yang selalu hanyut bersamamu. 96 Sudah kuduga, kamulah penari yang datang ke dalam mimpi. Meliuk-liukkan tubuh lampai berputar memainkan lengan mengalungkan selendang mayang mengajakku melantai di antara bintang-bintang. Langkah-langkahmu menyulam dalam langkahku menciptakan rajutan yang menjerat hatiku. Sudah kuduga, kamulah penari yang datang mengubah mimpi. 97 Sekuntum mawar merah di malam tengah harum tubuhmu mengubah angin jadi desiran darah kaucium tanganku kucium keningmu jantungku membuncah indahnya terjaga kita di tengah purnama berselimut kabut lembut bintangbintang pun gamang dalam cahyanya. Terbangun aku memandangmu jelita malam lebih indah dari mimpi sambil menggenggam sekujurmu dinda sunyi kabur di kegelapan malam tak menyisakan angin dan puisi berakhir dalam hening. 98 Ini malam purnama terbentang langit dalam kelambu cahaya kau selimuti aku dengan tatap matamu. Malam jadi seharu aku bintangbintang di langit ungu. Berderaian jatuh di pangkuan menjelma kunangkunang yang menari di wajahku. “karena cinta, aku bersinar selalu…” Terasa di kerut wajah jejak lembut ujung jarimu hangat berdesir dalam darah menuliskan syair cinta percakapan apakah mengalir dalam peluk kasmaran tatapan erotismu tak pernah tuntas aku tafsirkan. “karena cinta, rembulan bercahaya…” 99 Bungabunga ilalang berpendaran dihembus angin senja seperti lampulampu yang dibawa pengembara menuju tempat paling teduh: tatapanmu di mana puisi meneteskan dirinya ke dalam kata katakata yang tak pernah terucap sehingga harus kupungut dengan segala kecup. Senja sempurna berkat kehadiranmu model cantik dari kahyangan bahkan senyumanmu ditiru lembayung di kaki langit melengkunglengkung di kejauhan mendendangkan sepi bersama serangga malam berterbangan menjemput bintangbintang. Kukecup keningmu seperti matahari mencium bumi dengan perlahan wajahku tenggelam dalam paras anggunmu lalu puisi mengalir deras ke dalam nadiku sebab yang ada adalah bahasa ketika tidak ada lagi jarak di antara kita. 100 Persembahan Hati Pertama aku masuk di SMA favorit yaitu SMAN 3 Kuningan, dengan kelas yang begitu menakjubkan yaitu kelas X.1 dengan jalur BAOS Akademik,dengan orang-orang yang berpotensi tinggi, atmosfir pertama aku masuk ke sekolah tersebut sangat luar biasa dengan cara belajar ataupun yang lainnya. Disuatu waktu seseorang wanita yang se-kelas aku mengagumkan dan disetiap waktu dan harinya dia sangat bersemangat dalam belajar dan hidupnya, semakin aku terpesona kepada dia, dan akupun mulai ada benih-benih cinta, semakin kesini semakin aku ada cinta kepada dia, namun ternyata ada perbedaan terhadap aku dan dia, aku masih punya cinta dan diapun juga sebaliknya, kita pun bersahabat baik, dengan terus-menerus kesini akupun putus cinta yang ke-3 dengan sebab dan akibat, akupun dengan sadar bahwa “CINTA ITU SELALU MEMBUNUHKU” dan akupun tidak mengenal yang namanya C.I.N.T.A, beberapa bulan kemudian, wanita berkerudung tersebut memberiku motivasi dan pengajaran yang sangat berarti tentang arti hidup, dan akupun terpesona dengan perkataan di mulutnya,sehingga akupun jatuh cinta kepada dia, sayangnya dia mempunyai hati yang tidak pernah ditinggalkan, dan akupun mulai mencari cara untuk meluluhkan hati dia, akupun tahu diapun cinta dan suka sama aku, dari tatapan mata dan hatinya. Akupun berdoa dan berjuang sekuat tenaga dan pikiran untuk buat dia cinta dan suka sama aku. Setaun sudah aku dan dia bersahabat, dan sekarang menunjang ke Dewasa dan memasuki kelas yang baru yaitu XI IPA 4, akupun sangat-sangat senang bahwa di pengumuman tersebut kembali bersama dia. Tidak lama kemudian dikelas barupun itu, tingkah laku aku pun tidak karuan kepada dia, akupun ingin memiliki dia dan ingin dihatinya dia. Sedangkan dia masih mempunyai hati yang tidak dapat ditinggalkannya, beberapa kemudian setelah aku mendengar dari temannya dia Putus sama kekasih hatinya itu, akupun sangat senang dengan informasi itu. Tapi ternyata dia memilih balikan lagi sama mantan kekasihnya itu, dan akupun disitu akan menyatakan CINTA, tapi dia terlanjur untuk memilih mantannya tersebut. Dan akupun sangat kecewa berat, tapi jangan salahkan dia karena akupun yang salah karena diapun memberiku kesempatan untuk menyatakan cintaku, tapi akupun takut karena ditolak mulu sama yantg namaya wanita, tapi ternyata dia tidak karena dia tahu mengerti keadaan dan kondisi aku, akupun sangat menyesal dengan keputusanku ini yang tidak menyatakan cinta dahulu, seperti lagunya Dygta “Cinta Sudah Terlambat”. Namun kataku cinta tidak terlambat masih ada waktu untuk mendapatkan dia, dan mendapatkan cintanya dia. Akupun beruntung dengan adanya teman baiknya dia, akupun bicara semuanya tentang dia bahwa aku cinta sama dia, dan beberapa waktu kemudian itu teman diapun menceritakan semua tentang aku, dan diapun terkejut atas ceritanya temannya, bahwa aku cinta dia, dan diapun sangat bingung untuk memilihnya, sedangkan dia masih mempunyai kekasih hati,, dan sedangkan aku sebagai sahabat terbaiknya dia dan sangat dikagumi dia. Waktupun berjalan langsung, akupun menunggu keputusan dia untuk menerima cintaku ini, diapun sudah ada keputusan yaitu memutuskan pacarnya itu dan menerima cintaku ini. Akupun sangat terkaget-kaget karena kesabaranku tidak sia-sia, dan diapun bisa menerima cintaku dengan apa adanya aku, akupun bahagia dan senang, akhirnya aku dan diapun menjalin cinta untuk periode yang baru yaitu pada tanggal 20 Oktober 2010 pada pukul 22.22 WIB. Dan aku berharap kepada ALLAH supaya aku pengen membahagiakan dia seterusnya, dan membuat dia tersenyum lebar disetiap harinya. Akupun sangat CINTA sangat dia, ingin hubungan kita langgeng selamanya ataupun sampe pelaminan.. Amin Ya ALLAH,, Karena aku tau diapun sabagai surga cinta dan hatiku, dan surganya dunia dan akhirat nanti. Bidadari dalam hidupku dan jantung hatiku selamanya aku cinta dia wanita muslimah sejati.. “Ya ALLAH, aku cinta dia, aku ingin dia menjadi pendamping hidupku nanti kelak, aku ingin dia bahagia bersama aku selamanya…..”. OPIP SITI APIPAH kaulah Cintaku sampai aku Mati kelak nanti, aku cinta engkau OPIP SITI APIPAH aku sangat mencintaimu, selamanya aku sangat mencintaimu…………….. ^_^ The Firsth Anniversary Pada Hari Kamis, 20 Oktober 2011 ini bertepatan hari jadian kita yang Pertama. Dan selama menjalani hubungan kami telah melewati rintangan-rintangan sehingga kita bisa bertahan sejauh ini, dan cinta kita dalam satu tahun ini terasa indah, dan Romantis.. hari demi hari kita lewati dengan penuh cinta, sehingga kita setia dalam hubungan ini.. aku pun bahagia dengan dia, dia mulai bisa mengerti keadaanku, dan akupun mulai bisa mengerti keadaan dia.. Aku pengen di 1 tahun kedepan bisa membahagiakan dia dengan sisa aku berada di SMA ini.. walaupun nanti raga aku meninggalkan kamu..aku bakalan kesepian disana, setiap hari aku memikirkan kamu bahkan setiap detik dan jam..tapi ga usah khawatir sayangku, aku akan selalu ngasih kamu kabar di setiap harinya..dan tunggulah aku sayang, bersabarlah..aku akan membawa cintamu kembali dan akhirnya cinta kita dapat abadi selamanya dan tak ada yang bisa memisahkan kita..amiin.. Semoga dengan terbitnya buku Cinta ini Bagian pertama, bahwa Rasa Cinta kita tidak sama bedanya dengan bumbu makanan kita sehari-hari.. semoga dengan adanya buku bagian pertama ini saya khususkan kepada kamu sayangku, agar kamu mengerti bahwa aku sayang banget sama kamu dan ga mau kehilangan kamu.. aku akan tulis di setiap harimu dan cinta kita lewat kata-kata ataupun puisi yang aku buat untuk kamu..semua itu adalah dari hari pertama aku jadian sama kamu sampai sekarang hari jadian yang ke-1 ini sama kamu..aku ternyata sadar bahwa atsmosfir cinta itu sangat beda dengan kamu, dengan bisa membuat kamu jatuh cintanya kepada aku dengan kata-kata sastraku, itu semua ada dihidup kamu sayangku.aku pun terpesona sama atsmosfir cintanya kamu… kamu membuatku terinsfirasi berlebihan… Aku memohon kepada Allah semoga Cinta kita tetap Langgeng, tetap diridhoi sama Allah, tetap mengerti satu sama lain, dan tidak ada masalah lain lagi kedepannya, dan kita ambil hikmahnya dengan memperbaiki betapa beratnya hubungan kita dalam 1 tahun ini,.. dan semoga kamu menerimaku apa adanya keadaanku lagi dan kita buka lembaran baru lagi untuk meniti langkah kita kepada cinta yang hakiki yaitu cinta abadi.. semoga engkau selalu mencintaiku sampai akhir hayatmu..dan semoga engkau selalu sayang padaku… akupun selalu dan teramat sayang dan cinta sama kamu.. aku cinta kamu, aku sayang kamu, aku rindu kamu, aku kangen kamu, aku butuh kamu, aku ingin kamu, aku suka segalanya dari kamu, kamu adalah cintaku, kamu adalah sayangku, kamu adalah hatiku, kamu adalah jiwaku, kamu adalah rinduku, kamu adalah hidupku, kamu adalah semangatku, kamu adalah nafasku, kamu adalah inginku, kamu adalah julietku, kamu adalah cinderrellaku, kamu adalah bidadariku..kamu segalaaaaaaaaaaaaaanya…………………… SLOGAN KITA: “Bahagiamu adalah bahagiaku, deritamu adalah deritaku juga, selamanya cinta kamu sampai titik darah penghabisanku… ^_^ MENGETAHUI, Cucu Adhikomara & Opip Siti Apipah Daftar Isi: 1. Kata Cinta………….. 1 2. Puisi Cinta Sejati……... 22 Penyusun, Cucu Adhikomara
Label: Hari Jadian Pertama