Islam agamaku, nomor satu di dunia Islam benderaku, berkibar dimana-mana Islam tempat ibadahku, mewah bagai istana Islam tempat sekolahku, tak kalah dengan lainnya Islam sorbanku Islam sajadahku Islam kitabku Islam podiumku, kelas eksklusif yang mengubah cara dunia memandangku Tempat aku menusuk kanan-kiri Islam media-massaku, gaya komunikasi islami masa kini Tempat aku menikam sana-sini Islam organisasiku Islam perusahaanku Islam yayasanku Islam instansiku, menara dengan seribu pengeras suara Islam muktamarku, forum hiruk-pikuk tiada tara Islam bursaku Islam warungku, hanya menjual makanan sorgawi Islam supermarketku, melayani segala keperluan manusiawi Islam makananku Islam teaterku, menampilkan karakter-karakter suci Islam festivalku, memeriahkan hari-hari mati Islam kausku Islam pentasku Islam seminarku, membahas semua Islam upacaraku, menyambut segala Islam puisiku, menyanyikan apa Tuhan, Islamkah aku?
Jangan pernah lelah wahai Mujahidku Karena ku kan senantiasa dibelakangmu untuk mendukungmu Jangan kau tengok ke belakang, lihatlah kedepan Didepan ada musuhmu, musuh Tuhan kita Jadikan mereka terhina dengan kekuatanmu Janganlah ragu untuk melepaskan peluru dari selongsong senapanmu Bidiklah tepat dijantungnya Jadikan ia mati sia-sia, tak memberi kemenangan bagi sekutunya Maju terus jangan pernah menyerah Lepaskanlah duniamu Karena sungguh dunia ini hina Sesungguhnya disisi Tuhan kitalah sebenar-benarnya kebahagiaan Ingatlah isteri-isteri akhiratmu menunggumu dengan penuh cinta Mereka senantiasa mendendangkan syair kerinduan Hanya untukmu, hanya untukmu
Disaat kau pulang dengan membawa kemenangan Maka janganlah kau merasa puas hingga Allah memenangkan agama ini atau kau menemui syahid dimedan itu Dua pilihan yang menguntungkan, bukan? Siapakah yang tidak suka dengan perniagaan demikian? Sungguh merugi bagi orang yang membeli kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat Bukankah kau tidak demikian?
Kau sering bercerita kepadaku tentang indahnya syurga Dengan berbagai kenikmatan didalamnya Dan akupun mendengarkan dengan seksama Betapa indahnya jika kita termasuk penghuni didalamnya Menuai keridhaan-Nya selamanya
Wahai Mujahidku…aku sering melihatmu bercucuran air mata Dan seketika itu kau tersungkur bersujud Memanjatkan sebuah do’a Aku tak bisa mendengarnya karena suaramu tertahan oleh gejolak didadamu Namun ku tau Itu adalah gemuruh kerinduanmu padanNya dan kau memohon untuk bisa membela saudara-saudaramu dari para Thagut kaum kuffar mengembalikan izzah mereka
wahai Kekasihku…ku kan senantiasa berdoa untuk mu agar harapanmu terpenuhi untuk bisa kembali ke medan pertempuran itu sungguh aku ridha jika harus dua kali atau bahkan berulang kali ditinggal olehmu meski kerinduanku belumlah pupus meski sajadahku belumlah kering karena banyaknya air mata kerinduan mengharap hadirmu disisiku meski hari-hariku kan kembali sepi oleh canda dan petuahmu
meski kau tak lagi mengimamiku shalat meski kau tak akan menyakasikan kehadiran Mujahid kecilmu menghirup udara kehidupan aku ridha, sungguh aku ridha asalkan Rabb kita memperkenankan kita bersua dan berkumpul di JannahNya untuk selamanya Jika kita tak berjumpa kembali Maka kan ku semai cintamu disyurga Dalam istana takwa
senyumku mengembang jika ku membayangkannya (syurga) namun ku tak bisa menyembunyikan rasa cemburuku pada bidadari bermata jeli yang akan membagi kasihmu dengan ku kecantikan mereka tiada tandingan meski kau selalu menyanjungku tiap pagi dan malam hari namun seperti yang kau tau aku adalah wanita pecemburu jiaka rasa itu menyerang maka aku kan mengingat kata-katamu “kecantikan bidadari memang tiada duanya namun wanita dunia lebih mulia dan tiada tandingannya karena mereka bersusah payah beribadah sewaktu didunia” Dan seketika itu pula hatiku riang Ahhh..kau selalu mengerti bagaimana caranya membuatku senang
Wahai pujaanku….tiada berita yang lebih kusukai selain berita tentang kesyahidanmu Oleh karena itu janganlah berhenti untuk mengharap syahadah pada-Nya Mudah-mudahan Allah melapangkan jalanmu menujuNya Kau ingat bukan Rabb kita telah berfirman “Barang siapa menolong agamanya maka dia akan menolongnya pula” Yakinlah itu
Wahai kekasih hati….jangan pernah ragu untuk meninggalkanku kembali Jangan fikirkan aku Karena ku kan baik-baik saja Ku kan setangguh isteri Handzalah yang merelakan malam pengantinya untuk memenuhi seruan-Nya Kan kutopang hidupku tanpamu Karena kini ku telah terbiasa Kau yang mengajarkannya padaku, bukan? Bukankah kita telah berkomitmen dari awal perjumpaan dan saat ijab Kabul diucapkan untuk mendirikan bangunan kasih kita diatas jalanNya hingga syahid menjemput? Kita tau perjumpaan didunia adalah sementara Karenanya kita memohon perjumpaan yang kekal Hingga kau dan aku tak terpisahkan lagi oleh ruang dan waktu Allaahumma Amiin
Riuh... ramai... gaduh... dan penuh kegembiraan Taman hati berwarna warni Panggung rumah paru-paru berdiri kokoh Kolam cinta mengalir indah keawan kasih
Badan terasa sejuk... Segar tak terkirakan Rumput selaput nadi bergoyang lembut Di tiup angin cinta sejati
Burung camar jantung menukik pelan Hinggap di pohon tulang iga putih Matanya melihat kearah taman hati Pandangannya terpesona oleh pemandangan cantik
Bidadari cinta dan pangeran kasih sayang Bersenda gurau diangan yang tinggi Hati pun gembira... Jiwa pun lega...
Ya Allah... Abadikan keadaan ini Agar menjadi pedoman Bagi hati yang saling menyatu
Mentari sanubari tersenyum riang Alam jiwa bergembira ria Serentak... Jiwa0jiwa riang berdansa di sekitar taman hati Oooh... Indahnya fantasi cinta
WAJAHMU (Cucu Adhikomara) Mungkin kau berencana pergi, seperti ruh manusia tinggalkan dunia membawa hampir semua kemanisan diri bersamanya
Kau pelanai kudamu
Kau benar-benar harus pergi Ingat kau punya teman disini yang setia rumput dan langit
Pernahkah kukecewakan dirimu ? Mungkin kau tengah marah Tetapi ingatlah malam-malam yang penuh percakapan, karya-karya bagus, melati-melati kuning di pinggir laut
Krinduan, ujar Jibril biarlah demikian Syam-i Tabriz, Wajahmu adalah apa yang coba diingat-ingat lagi oleh setiap agama
Aku telah mendobrak kedalam kerinduan, Penuh dengan nestapa yang telah kurasakan sebelumnya tapi tiada semacam ini
Sang inti penuntun pada cinta Jiwa membantu sumber ilham
Pegang erat sakit istimewamu ini Ia juga bisa membawamu pada Tuhan
Tugasku adalah membawa cinta ini sebagai pelipur untukmereka yang kangen kamu, untuk pergi kemanapun kaumelangkah dan menatap lumpur-lumpur yang terinjak olehmu
muram cahaya mentari, pucat dingding ini
Cinta menjauh Cahayanya berubah
Ternyata ku perlu keanggunan lebih dari yang kupikirkan
bila hati sudah gundah bila hati sudah resah bila hati sudah dilematis maka … semua terasa pahit
bila noda sudah melekat di hati jangan pernah menyerah untuk bisa bersih bila noda hitam bak awan menggunung mari bersihkan dengan putihnya kasih dan angkasa
bila hati ingin bersih maka buanglah semua noda dan kekotoran yang menimpa bila hati ingin bersih terimalah dengan ikhlas apa yang ada berusahalah dengan jalan yang di ridoi berikhtiarlah bukan hanya kepasrahan
bila hati ingin bersih mari segera lakukan jangan menunggu jangan menanti hingga ajal khan datang tiba-tiba