PANTUN ISLAMI

Pergi kehutan mengutip pegaga
Pegaga tumbuh di dalam paya
Hendak lari mulut naga
Termasuk pula kemulut buaya.

Buah berangan buah bidara
Ranting tersangkut dihadapan pintu
Bersubang ku sangka dara
Bermisai berjanggut kenapa begitu

Berkubang di lubuk batu
Berlengging dalam perahu
Orang bersubang dia begitu
Orang GAY dia tak tahu

Burung didik terbang di awan
Mudia belia menangkap ikan
Baik-baik bila berkawan
Akhlak mulia mesti diutamakan

Dalam lubuk banyak toman
Sekali bah mudik ke rawa
Ustaz sibuk menjual iman
Duduk menyembah menteri dewa

Batang beremban ditarik kuda
Kuda meringgit hendak makan
Burung terbang dipipiskan lada
Guruh dilangit tempayan dicurahkan

Menanggung dosa itu berat
Walau pun pada orang yang alim
Wajib manusia menutup aurat
Terutamanya pada wanita muslim

Hari raya hari yang berkat
Bermaaf-maafan sesama saudara
Hai maknusia bulatkan tekad
Perintah Allah laksanakan segera

Puasa itu satu perintah
Oleh Allah yang maha perkasa
Perintah itu jangan dibantah
Wajibnya itu pada yang berkuasa

Sehari sudah lesu berpuasa
Hidangan berbuka sudah tersedia
Jangan kamu membazir masa
Mulai beribadat semasa belia

Fitnah itu tiada ampunnya
Kerana dosa sesama manusia
Mulut celupar mudah luahnya
Janganlah dibuat kerja sia-sia

Kumpulan Pantun islami


Berguna hidup karena beradat
Adat lembaga jadi pakaian
Sempurna hidup karena syahadat
Syahadat dijaga mengokohkan iman

Adat mati dikandung tanah
Dunia tinggal harta pun tinggal
Selamat mati mengandung ibadah
Banyak amal banyak bekal

Adat orang berjalan malam
Ada suluh jadi pedoman
Adat orang beragama Islam
Ada petunjuk menerangi iman

Orang berkain menutup aurat
Sesuai dengan petuah hadis
Orang muslimin hidup beradat
Lakunya sopan mukanya manis

Di bulan Ramadhan orang tarawih
Sudah sembahyang membaca Qur'an
Orang beriman hidupnya salih
Dadanya lapang lakunya sopan

Di bulan Ramadhan orang tadarus
Membaca Qur'an beramai-ramai
Orang beriman hatinya lurus
Duduk berjalan elok perangai

Di bulan Ramadhan banyak bertobat
Memohonkan ampun kepada Allah
Orang beriman hidup bermanfaat
Sembarang kerja membawa faedah

Di bulan Ramadhan orang puasa
Menahan selera mengekang nafsu
Orang beriman hidup sentosa
Kepada Allah tempat bertumpu

Di bulan Ramadhan banyakkan amal
Supaya dosa diampunkan Tuhan
Orang beriman hidup berakal
Menggunakan usia untuk kebaikan

Siapa kokoh memegang iman
Hidup matinya tidakkan sesat
Siapa senonoh menyembah Tuhan
Dunia akhirat badan selamat

Siapa melangkah di jalan Tuhan
Ke mana pergi badan selamat
Siapa amanah dalam kebenaran
Tuah terdiri iman melekat

Siapa memakai adat lembaga
Ke mana pergi disayangi orang
Siapa pandai syariat agama
Hidup mati tidak terbuang

Siapa kokoh memegang adat
Ke mana pergi hidup semenggah
Siapa senonoh dalam ibadat
Hidup dan mati beroleh berkah

Siapa suka duduk mengaji
Banyaklah ilmu dapat dikenang
Siapa suka mengelokkan budi
Ke hilir ke hulu disayangi orang

Siapa suka memegang adat
Mulialah sifat dengan karenah
Siapa suka sembahyang sunnat
Pahala dapat iman bertambah

Elok adat karena dikaji
Elok kaji karena sunnah
Elok ummat karena berbudi
Elok berbudi karena lillah

Elok budi karena ikhlas
Elok kerja karena niat
Elok kaji karena dibahas
Elok manusia karena syariat

Elok langkah karena pedoman
Elok laku karena beramal
Elok manusia karena beriman
Elok ilmu karena beramal

Elok kaki dapat melangkah
Elok tangan dapat memegang
Elok hati mengingat Allah
Elok iman tiada bergoyang

Buah yang mabuk jangan dimakan
Batang berduri jangan dipanjat
Bertuah hidup dikandung iman
Tertuah mati dalam ibadat

Pandai-pandai menjaga diri
Lubang banyak di tengah jalan
Orang pandai tahukan diri
Hidup berakal mati beriman

Jangan suka memfitnah orang
Orang benci Tuhan pun murka
. Jangan suka melalaikan sembahyang
Bila mati masuk neraka

Kalau suka berbuat fitnah
Ke mana pergi orang mengutuk
Kalau suka berniat salah
Dunia akhirat badan terpuruk

Kalau suka menenggang kawan
Segala sahabat akan mendekat
Kalau suka mengenang Tuhan
Pahala dapat hidup selamat

Kalau hendak mencari kawan
Carilah kawan sampai ke kubur
Kalau hendak mencari Tuhan
Patrilah iman banyakkan tafakur

Kalau menyangkal petuah ibu
Hidup sesat dunia akhirat
Kalau beramal tidak berilmu
Pikiran tumpat pahala tak dapat

Kalau durhaka ke orangtua
Celaka tiba kutuk pun datang
Kalau menyalah kepada agama
Di dunia hina di akhirat malang

Jangan ditentang ibu dan bapak
Bila ditentang badan melarat
Jangan dibuang hukum dan syarak
Bila dibuang datanglah laknat

Pada saudara hendaklah sayang
Pada sahabat hendaklah minat
Pada agama banyaklah sembahyang
Pada ibadat luruskan niat

Kalau terbang tinggi-tinggi
Ingat-ingat bumi di bawah
Kalau sembahyang luruskan hati
Dalam ibadat turuti sunnah

Kalau tidur meninggi hari
Rezeki menjauh langkah pun singkat
Kalau takabur menyelimut hati
Iman jatuh ibadah pun sesat

Kalau suka berbuat maksiat
Alamat hidup akan celaka
Kalau suka meninggalkan ibadat
Alamat badan masuk neraka

KISAH LAMAKU

Pernahkah kau merasakan, bahwa kau mencintai seseorang,meski kau tahu ia tak sendiri lage,dan meski kau tahu cintamu mungkin tak berbalas,tapi kamu tetap mencintainya.
Pernahkah kau merasakan,bahwa kau sanggup melakukan apa saja demi seseorang yg kau cintai,meski kau tahu ia takkan pernah peduli ataupun ia peduli dan mengerti,tapi ia tetap pergi..
Pernahkah kau merasakan hebatnya cinta:
tersenyum kala terluka,
termenung kala bahagia,
bersedih kala bersama,
tertawa kala berpisah,
aku pernah..dahulu…
Aku pernah tersenyum meski kuterluka! karena kutahu Tuhan tidak menjadikannya untukku..
Aku pernah termenung kala bahagia! karena kutakut kebahagiaan ini akan sirna begitu saja…
Aku pernah bersedih kala bersamanya! karena kutahu aku kan kehilangan dia suatu saat nanti, dan…..
Aku juga pernah tertawa saat berpisah dengannya,karena sekali lagi,cinta tak harus memiliki, dan Tuhan pasti telah menyiapkan cinta yg lain untukku…
Aku tetap bisa mencintainya, meski ia tak bisa kurengkuh dalam pelukanku,karena memang cinta ada dalam jiwa,dan bukan ada dalam raga.
Semua orang pasti pernah merasakan cinta…baik dari orangtua…sahabat…kekasih…dan akhirnya pasangan hidupnya..
Buat temanQ yg sedang jatuh cinta..selamat yua..
Karena cinta itu sangat indah,semoga kalian selalu berbahagia..
Buat temanQ yg sedang terluka karena cinta…hidup itu bagaikan roda yg selalu berputar,satu saat akan berada di bawah dan hidup terasa begitu sulit tetapi keadaan itu tidak untuk selamanya.bersabarlah dan berdoalah karena cinta yang lain akan datang dan menghampirimu.
Buat temanQ yg tidak percaya akan cinta…buka hatimu…jangan menutup mata akan keindahan yang ada di dunia, karena cinta membuat hidupmu lebih bahagia..
Buat temanQ yang mendambakan cinta…bersabarlah…karena cinta yg indah tidak terjadi dalam sekejab..Tuhan sedang mempersiapkan segala yang terbaik untukmu….

TuhanQ…
Bentuklah diriQ menjadi manusia yg cukup kuat untuk mengetahui kelemahanQ,dan berani menghadapi diriQ sendiri saat dalam ketakutan.
Manusia yang bangga dan tabah dalam kekalahan..
Tetap jujur dan rendah hati dalam kemenangan..
Bentuklah diriQ menjadi manusia yang berhasrat mewujudkan cita2Q dan tidak hanya tenggelam dalam angan2 saja.
Seorang manusia yang sadar bahwa mengenal Engkau dan siapa diriQ sendiri adalah landasanQ dalam memulai kehidupan.
TuhanQ,
Aku mohon janganlah pimpin diriQ di jalan yg mudah dan lunak..namun tuntunlah aQ di jalan yang penuh hambatan dan godaan,kesulitan dan tantangan.Biarkan diriQ belajar untuk tetap berdiri di tengah badai dan senantiasa belajar untk mengasihi mereka yg tidak berdaya.
Ajarilah aQ berhati tulus dan bercita-cita tinggi,sanggup memimpin diriQ sendiri sebelum mempunyai kesempatan untuk memimpin orang lain.
Jadikanlah hamba seseorang yg mengerti makna tawa ceria tanpa melupakan makna tangis duka..
Seseorang yg berhasrat untuk menggapai masa depan yg cerah.namun tak pernah melupakan masa lampau.
Dan, setelah semua menjadi milikQ..
Berikan aQ cukup rasa humor,sehingga aQ dapat bersikap sungguh2 namun tetap mampu menikmati hidupQ..
Tuhanku..
Berilah aQ kerendahan hati.agar aQ ingat akan kesederhanaan dan keagungan yg hakiki.pada sumber kearifan,dan kelemahlembutan
Amin…..\(^_^)/

RENUNGAN BUAT SANG SUAMI
(Syaikh Mustofa Al-‘Adawy)

Wahai sang suami ….

Apakah berat bagimu, untuk tersenyum di hadapan istrimu di kala dirimu masuk menemui istri tercinta, agar engkau meraih pahala dari Allah?!!

Apakah membebanimu untuk berwajah yang berseri-seri tatkala dirimu melihat anak dan istrimu?!!

Apakah menyulitkanmu wahai hamba Allah, untuk merangkul istrimu, mengecup pipinya serta bercumbu disaat engkau menghampiri dirinya?!!

Apakah gerangan yang memberatkanmu untuk mengangkat sesuap nasi dan menyuapkannya di mulut sang istri, agar engkau mendapat pahala?!!

Apakah susah, apabila engkau masuk rumah sambil mengucapkan salam dengan lengkap :
“Assalamu`alaikum Warahmatullah Wabarakatuh”
agar engkau meraih 30 kebaikan?!!

Apakah gerangan yang membebanimu, jika engkau menuturkan untaian kata-kata yang baik yang disenangi kekasihmu, walaupun agak terpaksa, dan mengandung bohong yang dibolehkan?!!

Tanyalah keadaan istrimu di saat engkau masuk rumah!!

Apakah memberatkanmu, jika engkau menuturkan kepada istrimu di kala masuk rumah : “Duhai kekasihku, semenjak Kanda keluar dari sisimu, dari pagi sampai sekarang, serasa bagaikan setahun”.

Sesungguhnya, jika engkau benar-benar mengharapkan pahala dari Allah walaupun engkau dalam keadaan letih dan lelah, dan engkau mendekati sang istri tercinta dan menggaulinya, niscaya dirimu akan mendapatkan pahala dari Allah, karena Rasulullah bersabda :”Dan di dalam mempergauli isteri kalian ada sedekah”.

Apakah melelahkanmu wahai hamba Allah, jika engkau berdoa dan berkata : “Ya Allah perbaikilah istriku dan berkatilah daku pada dirinya”

Sesungguhnya ucapan baik itu adalah sedekah.

Wajah yang berseri dan senyum yang manis di hadapan istri adalah sedekah.

Mengucapkan salam mengandung beberapa kebaikan.

Berjabat tangan mengugurkan dosa-dosa.

Berhubungan badan mendapatkan pahala.

————————————-
RENUNGAN BUAT SANG ISTRI
(Syaikh Mustofa Al-‘Adawy)

Wahai sang Istri ….

Apakah akan membahayakan dirimu, apabila engkau menemui suamimu dengan wajah yang berseri, dihiasi simpul senyum yang manis di saat dia masuk rumah?

Apakah memberatkanmu, apabila engkau menyapu debu dari wajahnya, kepala, dan baju serta mengecup pipinya.?!!

Mungkinkah akan menyulitkanmu, jikalau engkau berkata kepada suami : “Alhamdulillah atas keselamatan Kanda, kami sangat rindu kedatanganmu, selamat datang kekasihku”.

Wahai sang istri…

Berdandanlah untuk suamimu dan harapkanlah pahala dari Allah di waktu engkau berdandan, karena Allah itu Indah dan mencintai keindahan

Pakailah parfum yang harum, dan ber-make-uplah, serta pakailah busana yang paling indah untuk menyambut suamimu.

Jauhi dan jauhilah bermuka masam dan cemberut.

Janganlah engkau mendengar dan menghiraukan perusak dan pengacau yang bermaksud merusak dan mengacaukan keharmonisanmu dengan suami.

Janganlah selalu tampak sedih dan gelisah, akan tetapi berlindunglah kepada Allah dari rasa gelisah, sedih, malas dan lemah.

Janganlah berbicara terhadap laki-laki lain dengan lemah-lembut, sehingga menyebabkan orang yang di hatinya ada penyakit mendekatimu dan menduga hal-hal yang jelek ada pada dirimu.

Selalulah dirimu dalam keadaan lapang dada, hati tentram, dan ingat kepada Allah setiap saat.

Ringankanlah suamimu dari setiap keletihan, kepedihan dan musibah serta kesedihan yang menimpanya.

Suruhlah suamimu untuk berbakti kepada ibu bapaknya.

Didiklah anak-anakmu dengan baik. Isilah rumah dengan tasbih, tahlil, tahmid, dan takbir, perbanyaklah membaca Al-Quran terutama surat Al-Baqarah, karena surat itu dapat mengusir setan.

Bangunkanlah suamimu untuk melaksanakan shalat malam, doronglah dia untuk melakukan puasa sunah, ingatkan dia akan keutamaan bersedekah, dan janganlah engkau menghalanginya untuk menjalin hubungan siraturrahim dengan karib kerabatnya.

Perbanyaklah beristighfar untuk dirimu, suamimu, serta kedua orang tua dan seluruh kaum muslimin. Berdoalah kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala, agar dianugerahkan keturunan yang baik, niat yang baik serta kebaikan dunia dan akhirat. Ketahuilah sesungguhnya Rabbmu Maha Mendengar doa dan mencintai orang yang nyinyir dalam meminta. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Dan Rabbmu berkata : “Serulah Aku niscaya Aku penuhi doamu” (Al-Ghafir : 60).

BEDA ANTARA SUKA, CINTA DAN SAYANG

Dihadapan orang yang kau cintai,
musim dingin berubah menjadi musim semi yang
indah

Dihadapan orang yang kau sukai,
musim dingin tetap saja musim dingin hanya
suasananya lebih indah sedikit

Dihadapan orang yang kau cintai,
jantungmu tiba tiba berdebar lebih cepat

Dihadapan orang yang kau sukai,
kau hanya merasa senang dan gembira saja

Apabila engkau melihat kepada mata orang yang
kau cintai, matamu berkaca-kaca

Apabila engkau melihat kepada mata orang yang
kau sukai, engkau hanya tersenyum saja

Dihadapan orang yang kau cintai,
kata kata yang keluar berasal dari perasaan yang
terdalam

Dihadapan orang yang kau sukai,
kata kata hanya keluar dari pikiran saja

Jika orang yang kau cintai menangis,
engkaupun akan ikut menangis disisinya

Jika orang yang kau sukai menangis,
engkau hanya menghibur saja

Perasaan cinta itu dimulai dari mata, sedangkan
rasa suka dimulai dari telinga
Jadi jika kau mau berhenti menyukai seseorang,
cukup dengan menutup telinga.

Tapi apabila kau mencoba menutup matamu dari
orang yang kau cintai, cinta itu berubah menjadi
tetesan air mata dan terus tinggal dihatimu dalam
jarak waktu yang cukup lama.

“Tetapi selain rasa suka dan rasa cinta… ada
perasaan yang lebih mendalam.
Yaitu rasa sayang…. rasa yang tidak hilang
secepat rasa cinta. Rasa yang tidak mudah
berubah.

Perasaan yang dapat membuat mu berkorban
untuk orang yang
kamu sayangi.
Mau menderita demi kebahagiaan orang yang
kamu sayangi.

Cinta ingin memiliki. Tetapi Sayang hanya ingin
melihat orang yang disayanginya bahagia..
walaupun harus kehilangan.”

Kekasih sejati vs Kekasih standard

Kekasih standard selalu ingat senyum diwajahmu
Kekasih sejati juga mengingat wajahmu waktu sedih

Kekasih standard akan membawamu makan makanan yang
enak-enak
Kekasih sejati akan mempersiapkan makanan yang
kamu suka

Kekasih standard setiap detik selalu menunggu
telpon dari kamu
Kekasih sejati setiap detik selalu teringat ingin
menelponmu

Kekasih standard selalu mendoakan mu kebahagiaan
Kekasih sejati selalu berusaha memberimu kebahagiaan

Kekasih standard mengharapkan kamu berubah demi dia
Kekasih sejati mengharapkan dia bisa berubah untuk
kamu

Kekasih standard paling sebal kamu menelpon waktu
dia tidur
Kekasih sejati akan menanyakan kenapa sekarang
kamu baru telpon?

Kekasih standard akan mencarimu untuk membahas
kesulitanmu
Kekasih sejati akan mencarimu untuk memecahkan
kesulitanmu

Kekasih standard selalu bertanya mengapa kamu
selalu membuatnya sedih?
Kekasih sejati akan selalu mananyakan diri sendiri
mengapa membuat kamu sedih?

Kekasih standard selalu memikirkan penyebab perpisahan
Kekasih sejati memecahkan penyebab perpisahan

Kekasih standard bisa melihat semua yang telah dia
korbankan untukmu
Kekasih sejati bisa melihat semua yang telah kamu
korbankan untuknya

Kekasih standard berpikir bahwa pertengkaran
adalah akhir dari segalanya
Kekasih sejati berpikir, jika tidak pernah
bertengkar tidak bisa disebut cinta sejati

Kekasih standard selalu ingin kamu disampingnya
menemaninya selamanya
Kekasih sejati selalu berharap selamanya bisa
disampingmu menemanimu

kekasih standard selalu berusaha menjanjikanmu
yang selama ini kau impikan
kekasih sejati akan berhati-hati dalam berjanji
karena dia tidak ingin kau kecewa

kekasih standard akan membahas semuanya denganmu
kekasih sejati tidak ingin kau memikirkan
apa-apa,dia sudah menyiapkan semuanya untukmu

kekasih standard akan merindukanmu ketika kau jauh
kekasih sejati akan tetap merindukanmu bahkan
ketika kau didekatnya

Bila Al’Quran bisa bicara…

Waktu engkau masih kanak-kanak, kau laksana kawan sejatiku.
Dengan wudu’ aku kau sentuh dalam keadaan suci.
Aku kau pegang, kau junjung dan kau pelajari.
Aku engkau baca dengan suara lirih ataupun keras setiap hari
Setelah usai engkaupun selalu menciumku mesraaaaa sekali !!.
Sekarang engkau telah dewasa… !
Nampaknya kau sudah tak berminat lagi padaku…
Apakah aku bacaan usang yang tinggal sejarah…
Menurutmu barangkali aku bacaan yang tidak menambah pengetahuanmu.
Atau menurutmu aku hanya untuk anak kecil yang belajar mengaji saja? ?
Sekarang aku engkau simpan rapi sekali hingga kadang engkau lupa dimana menyimpannya.
Aku sudah engkau anggap hanya sebagai perhiasan rumahmu
Kadang kala aku dijadikan mas kawin agar engkau dianggap bertaqwa.
Atau aku kau buat penangkal untuk menakuti hantu dan syetan.
Kini … aku lebih banyak tersingkir, dibiarkan dalam kesendirian dalam kesepian.
Di atas lemari, di dalam laci, aku engkau pendamkan.
Dulu…pagi-pagi…surah-surah yang ada padaku engkau baca beberapa halaman.
Sore harinya aku kau baca beramai-ramai bersama temanmu di surau…..
Sekarang… pagi-pagi sambil minum kopi…engkau baca Koran pagi atau nonton berita TV.
Waktu senggang..engkau sempatkan membaca buku karangan manusia.
Sedangkan aku yang berisi ayat-ayat yang datang dari Allah Yang Maha Perkasa.
Engkau campakkan, engkau abaikan dan engkau lupakan… !!!
Waktu berangkat kerjapun kadang engkau lupa baca pembuka surah2ku (Basmalah)
Diperjalanan engkau lebih asyik menikmati musik duniawi
Tidak ada kaset yang berisi ayat Allah yang terdapat padaku di laci mobilmu.
Sepanjang perjalanan radiomu selalu tertuju ke stasiun radio favoritmu.
Aku tahu kalau itu bukan Stasiun Radio yang senantiasa melantunkan ayatku.
Di meja kerjamu tidak ada aku untuk kau baca sebelum kau mulai kerja.
Di Komputermu pun kau putar musik favoritmu.
Jarang sekali engkau putar ayat-ayatku melantun.
E-mail temanmu yang ada ayat-ayatku pun kadang kau abaikan
Engkau terlalu sibuk dengan urusan duniamu.
Benarlah dugaanku bahwa engkau kini sudah benar-benar melupakanku ….
Bila malam tiba engkau tahan nongkrong berjam-jam di depan TV.
Menonton pertandingan Liga Italia , musik atau Film dan Sinetron laga.
Di depan komputer berjam-jam engkau betah duduk.
Hanya sekedar membaca berita dan gambar sampah.
Waktupun cepat berlalu…aku menjadi semakin kusam dalam lemari.
Mengumpul debu dilapisi abu dan mungkin dimakan kutu.
Seingatku hanya awal Ramadhan engkau membacaku kembali.
Itupun hanya beberapa lembar dariku.
Dengan suara dan lafadz yang tidak semerdu dulu.
Engkaupun kini terbata-bata dan kurang lancar lagi setiap membacaku.
Apakah Koran, TV, radio , komputer, dapat memberimu pertolongan?
Bila engkau di kubur sendirian menunggu sampai kiamat tiba.
Engkau akan diperiksa oleh para malaikat suruhanNya.
Hanya dengan ayat-ayat Allah yang ada padaku engkau dapat selamat melaluinya.
Sekarang engkau begitu enteng membuang waktumu…
Setiap saat berlalu… kuranglah jatah umurmu…
Dan akhirnya kubur sentiasa menunggu kedatanganmu..
Engkau bisa kembali kepada Tuhanmu sewaktu-waktu
Apabila malaikat maut mengetuk pintu rumahmu.!!!
Bila aku engkau baca selalu dan engkau hayati…
Di kuburmu nanti….
Aku akan datang sebagai pemuda gagah nan tampan.
Yang akan membantu engkau membela diri.
Bukan koran yang engkau baca yang akan membantumu.
Tapi Akulah “Qur’an” kitab sucimu.
Yang senantiasa setia menemani dan melindungimu.
Peganglah aku lagi …. bacalah kembali aku setiap hari.
Karena ayat-ayat yang ada padaku adalah ayat suci.
Yang berasal dari Allah, Tuhan Yang Maha Mengetahui.
Yang disampaikan oleh Jibril kepada Muhammad Rasulullah.
Agar engkau senantiasa mengingat Tuhanmu…

Assalamu’alaikum
~
Jangan memuji kecantikan pelangi
Tapi pujilah Allah
Yang menciptakan Langit & Bumi

Jangan percaya
Denga kata-kata bijakku
Tapi percayalah Firman Allah yang Maha Benar

Jangan masukkan namaku di hatimu
Tapi masukkan nama Allah
Hingga hatimu tenang

Jangan sedih jika cintamu di dustakan
Tapi sedihlah jika engkau dustakan Allah
Jangan pula engkau minta cinta kepada penyair
Tapi mintalah kepada Allah
yg memiliki cinta yg kekal dan sejati

Ya Allah yang Maha Rahman & Rahim
Jangan jadikan hatiku batu yg mengeras
Hingga lupa akan rahmatMu

Mutiara dari Qur'an dan Hadits

Dan janganlah engkau mengikut apa yang engkau tidak mempunyai pengetahuan mengenainya; sesungguhnya pendengaran dan pen
glihatan serta hati, semua anggota-anggota itu tetap akan ditanya tentang apa yang dilakukannya
(Al-Israa': 36)

"(Iaitu) orang-orang yang beriman dan tenang tenteram hati mereka dengan zikrullah". Ketahuilah dengan "zikrullah" itu, tenang tenteramlah hati manusia.
(Ar-Ra'd :28)

"Sesunggubnya hati manusia itu berkarat seperti berkaratnya besi. Sababat-sababat bertanya: Apakah pengilapnya wahai Rasulullah?. Rasulullah menerangkan: membaca Al Quran dan mengingati maut (mati)." (HR Al Baibaqi)

"Sesungguhnya iman itu boleb lusuh seperti lusuhnya pakaian, maka bendaklah kamu memobon doa kepada Allah SWT supaya diperbaharui keimanan itu di dalam jiwa kamu."
(HR Al Hakim dan At Tabrani)

At-Turmudzi dan Abu Daud mengeluarkan hadits dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Tunaikanlah amanah kepada orang yang beramanah kepadamu dan janganlan mengkhianati orang yang berkhianat kepadamu.”

Mutiara Kehidupan

Kehidupan bagaikan pelangi...namun ada masanya ia bagaikan senja yg hanya ada warna merah jingga yang memuramkan...

Di dalam menempuh jalan hidup janganlah mencoba jauh dari Tuhan, sebab kehidupan kita yang sebenarnya terletak ditanganNya. Betapa pun kita memegang kemudi bahtera menuju pelabuhan yang dicita-citakan, namun yang menentukan arah angin adalah Dia.

jadilah seperti biskut oreo....walaupun diluarnya nampak hitam tetapi didalamnya tetap putih...manis pula...

ANAK KERANG

Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengaduh pada ibunya sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek.

"Anakku," kata sang ibu sambil bercucuran air mata, "Tuhan tidak memberikan pada kita bangsa kerang sebuah tangan pun, sehingga Ibu tak bisa menolongmu. Sakit sekali, aku tahu anakku. Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam."

"Kuatkan hatimu. Jangan terlalu lincah lagi. Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit. Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat", kata ibunya dengan sendu dan lembut.

Anak kerang pun melakukan nasihat bundanya. Ada hasilnya, tetapi rasa sakit bukan alang kepalang. Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya. Dengan air mata ia bertahan, bertahun-tahun lamanya. Tetapi tanpa disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin halus. Rasa sakit pun makin berkurang. Dan semakin lama mutiaranya semakin besar. Rasa sakit menjadi terasa lebih wajar.

Akhirnya sesudah sekian tahun, sebutir mutiara besar, utuh mengkilap, dan berharga mahal pun terbentuk dengan sempurna. Penderitaannya berubah menjadi mutiara ;

air matanya berubah menjadi sangat berharga. Dirinya kini, sebagai hasil derita bertahun-tahun, lebih berharga daripada sejuta kerang lain yang cuma disantap orang sebagai kerang rebus di pinggir jalan.

*******************************************************************

Cerita di atas adalah sebuah paradigma yg menjelaskan bahwa penderitaan adalah lorong transendental untuk menjadikan "kerang biasa" menjadi "kerang luar biasa".

Karena itu dapat dipertegas bahwa kekecewaan dan penderitaan dapat mengubah "orang biasa" menjadi "orang luar biasa".

Banyak orang yang mundur saat berada di lorong transendental tersebut, karena mereka tidak tahan dengan cobaan yang mereka alami. Ada dua pilihan sebenarnya yang bisa mereka masuki: menjadi `kerang biasa' yang disantap orang,

atau menjadi `kerang yang menghasilkan mutiara'. Sayangnya, lebih banyak orang yang mengambil pilihan pertama, sehingga tidak mengherankan bila jumlah orang yang sukses lebih sedikit dari orang yang `biasa-biasa saja'.

So..sahabat mungkin saat ini kamu sedang mengalami penolakan, kekecewaan, kesedihan, atau terluka karena orang2 dan hal2 di sekitar kamu.

Cobalah untuk tetap tersenyum dan tetap berjalan di lorong tersebut, dan sambil katakan didalam hatimu.

"Airmataku diperhitungkan Tuhan..dan penderitaanku ini akan mengubah diriku menjadi mutiara2... "

ADA CINTA DI MASJIDKU

Usai sholat maghrib itu,
Seorang gadis kecil berjilbab merah jambu, dengan baju serasi yang juga berwarna indah
Mengendap-ngendap, menyusup melewati batas sholat laki-laki dan wanita
Mata bolanya lucu mengganggu syaraf geli di hatiku
Doapun segera kuakhirkan, melihat apa yang si lucu ini rencanakan ...

Kepalanya bergerak lucu, mencari-cari sesuatu di luasnya ruang masjid
Mimik wajahnya menjadi semakin cerah, ketika sesuatu itu ternyata ditemukannya di salah satu sudut masjid
Langkahnya diayun pelan-pelan, menambah lucu wajahnya
Mengendap-ngendap, jilbabnya juga berayun dengan ritme jenaka
Senyumku semakin mengembang ..., bertanya-tanya ...

Sedetik, dua detik, tiga detik ...
"Papaaaaah ..."
Gadis kecil itu melompat memeluk sosok laki-laki yang sedang tidur-tiduran di lantai masjid.
Sang ayah sejenak kaget,
Tapi lalu menyambut hangat tubuh mungil itu dalam pelukannya.
Dan tawa keduanya pun membelah keheningan petang itu ...
Dalam hangat kasih sayang di akhir Ramadhan ...

Ahh, Robb, aku iri ....

Seorang Wanita dan Tukang Besi

Ketika si tukang besi sedang duduk di rumahnya melepas lelah setelah seharian bekerja, tiba-tiba terdengar pintu rumahnya diketuk orang. Si tukang besi keluar untuk melihatnya, pandangannya menubruk pada sesosok wanita cantik yang tak lain adalah tetangganya.
“Saudaraku, aku menderita kelaparan. Jika bukan karena tuntutan agamaku yang menyuruh untuk memelihara jiwa (hifdz al-Nafs), aku tidak akan datang ke rumahmu. Maukah engkau memberikan makanan padaku karena Allah?” Tutur wanita itu.
Ketika itu, memang tengah datang musim paceklik (kemarau). Sawah dan ladang mengering. Tanah pecah berbongkah-bongkah. Padang rumput menjadi tandus hingga hewan ternak menjadi kurus dan akhirnya mati. Makanan menjadi langka, maka tak pelak kelaparan melanda sebagian besar penduduk desa itu. Hanya sebagian kecil yang masih bisa bertahan.

“Tidakkah engkau tahu bahwa aku mencintaim? Akan kuberi engkau makanan, tetapi engkau harus melayaniku semalam,” kata tukang besi itu.
Si tukang besi memang jatuh hati kepada tetangganya itu. Dia merayunya dengan berbagai cara dan taktik, namun tak juga berhasil meluluhkan hati wanita itu.
“Lebih baik mati kelaparan daripada durhaka kepada Allah,” ujar wanita itu lagi sambil berlalu menuju rumahnya.
Setelah dua hari berlalu, wanita itu kembali mendatangi rumah si tukang besi dan mengatakan hal yang sama. Demikian pula jawaban si tukang besi. Ia akan memberi makanan asalkan wanita itu mau menyerahkan dirinya. Mendengar jawaban yang sama, wanita itupun kembali ke rumahnya.
Dua hari kemudian, wanita itu datang lagi ke rumah tukang besi itu dalam keadaan payah. Suaranya parau, matanya sayu, dan punggungnya membungkuk karena menahan lapar yang tiada tara. Ia kembali mengatakan hal serupa. Begitu pula jawaban si tukang besi, sama dengan yang sudah-sudah. Wanita itu kembali ke rumahnya dengan tangan kosong untuk kali ketiga.
Ketika itulah, Allah memberikan hidayah-Nya kepada si tukang besi. “Sungguh celaka aku ini, seorang wanita mulia datang kepadaku, dan aku terus berlaku dzalim kepadanya,” tutur tukang besi dalam hatinya. “Ya Allah aku bertaubat kepada-Mu dari perbuatanku dan aku tidak akan mengganggu wanita itu lagi selamanya.”
Si tukang besi itu bergegas mengambil makanan dan pergi ke rumah wanita itu. Diketuknya pintu rumah wanita itu. Tak lama berselang, kerekek…terlihat pintu terbuka dan muncullah sesosok wanita yang nampak kuyu. Melihat si tukang besi berdiri di depan pintu rumahnya, wanita itu bertanya, “Apa keperluanmu datang ke rumahku?”
“Aku bermaksud mengantarkan sedikit makanan yang aku punya. Jangan khawatir, aku memberinya karena Allah,” jawab si tukang besi itu.
“Ya Allah, jika benar apa yang dikatakannya, maka haramkanlah ia dari api di dunia dan akhirat,” tutur wanita itu seraya menengadahkan kedua tanganya ke langit.
Si tukang besi itu pulang ke rumahnya. Ia memasak makanan yang tersisa buat dirinya. Tiba-tiba secara tak sengaja bara api mengenai kakinya, namun kaki si tukang besi itu tidak terbakar. Bergegas ia menemui wanita itu lagi.
“Wanita yang mulia, Allah telah mengabulkan doamu,” ujar si tukang besi.
Seketika itu, wanita itu sujud syukur kepada Allah.
“Ya Allah engkau telah mewujudkan doaku, maka cabutlah nyawaku saat ini juga.” Terdengar suara lirih dari mulut wanita itu dalam sujudnya. Allah kembali mendengar doanya. Wanita itupun berpulang ke Rahmatullah dalam keadaan sujud.
Demikianlah kisah seorang wanita yang menjaga kehormatannya meskipun harus menahan rasa lapar yang tiada tara.

Setiap muslimah mestinya dapat mengambil i’tibar (pelajaran berharga) dari berbagai kisah wanita shalihah yang telah diuraikan di muka. Merekalah yang mestinya dijadikan suri tauladan dalam kehidupan keseharian, bukan para artis yang menawarkan gaya hidup hedonisme dan materialisme

Siti Masyitoh

“Apa, di dalam kerajaanku sendiri ada pengikut Musa?” Teriak Fir’aun dengan amarah yang membara setelah mendengar cerita putrinya perihal keimanan Siti Masyitoh. Hal ini bermula ketika suatu hari Siti Masyitoh sedang menyisir rambut putri Fir’aun, tiba-tiba sisir itu terjatuh, seketika Siti Masyitoh mengucap Astagfirullah. Sehingga terbongkarlah keimanan Siti Masyitoh yang selama ini disembunyikannya.
“Baru saja aku menerima laporan dari Hamman, mentriku, bahwa pengikut Musa terus bertambah setiap hari. Kini pelayanku sendiri ada yang berani memeluk agama yang dibawa Musa. Kurang ajar si Masyitoh itu,” umpat Fir’aun.

“Panggil Masyitoh kemari,” perintah Fir’aun pada pengawalnya. Masyitoh datang menghadap Fir’aun dengan tenang. Tidak ada secuil pun perasaan takut di hatinya. Ia yakin Allah senantiasa menyertainya.
“Masyitoh, apakah benar kamu telah memeluk agama yang dibawa Musa?”. Tanya Fir’aun pada Masyitoh dengan amarah yang semakin meledak.
“Benar,” jawab Masyitoh mantap.
“Kamu tahu akibatnya? Kamu sekeluarga akan saya bunuh,” bentak Fir’aun, telunjuknya mengarah pada Siti Masyitoh.
“Saya memutuskan untuk memeluk agama Allah, maka saya telah siap pula menanggung segala akibatnya.”
“Masyitoh, apa kamu sudah gila! Kamu tidak sayang dengan nyawamu, suamimu, dan anak-anakmu.”
“Lebih baik mati daripada hidup dalam kemusyrikan.”
Melihat sikap Masyitoh yang tetap teguh memegang keimanannya, Fir’aun memerintahkan kepada para pengawalnya agar menghadapkan semua keluarga Masyitoh kepadanya.
“Siapkan sebuah belanga besar, isi dengan air, dan masak hingga mendidih,” perintah Fir’aun lagi.
Ketika semua keluarga Siti Masyitoh telah berkumpul, Fir’aun memulai pengadilannya.
“Masyitoh, kamu lihat belanga besar di depanmu itu. Kamu dan keluargamu akan saya rebus. Saya berikan kesempatan sekali lagi, tinggalkan agama yang dibawa Musa dan kembalilah untuk menyembahku. Kalaulah kamu tidak sayang dengan nyawamu, paling tidak fikirkanlah keselamatan bayimu itu. Apakah kamu tidak kasihan padanya.”
Mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Fir’aun, Siti Masyitoh sempat bimbang. Tidak ada yang dikhawatirkannya dengan dirinya, suami, dan anak-anaknya yang lain, selain anak bungsunya yang masih bayi. Naluri keibuannnya muncul. Ditatapnya bayi mungil dalam gendongannya. “Yakinlah Masyitoh, Allah pasti menyertaimu.” Sisi batinnya yang lain mengucap.
Ketika itu, terjadilah suatu keajaiban. Bayi yang masih menyusu itu berbicara kepada ibunya, “Ibu, janganlah engkau bimbang. Yakinlah dengan janji Allah.” Melihat bayinya dapat berkata-kata dengan fasih, menjadi teguhlah iman Siti Masyitoh. Ia yakin hal ini merupakan tanda bahwa Allah tidak meninggalkannya.
Allah pun membuktikan janji-Nya pada hamba-hamba-Nya yang memegang teguh (istiqamah) keimanannya. Ketika Siti Masyitoh dan keluarganya dilemparkan satu persatu pada belanga itu, Allah telah terlebih dahulu mencabut nyawa mereka, sehingga tidak merasakan panasnya air dalam belanga itu.
Demikianlah kisah seorang wanita shalihah bernama Siti Masyitoh, yang tetap teguh memegang keimanannya walaupun dihadapkan pada bahaya yang akan merenggut nyawanya dan keluarganya.
Ketika Nabi Muhammad Saw. isra dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Palestina, beliau mencium aroma wangi yang berasal dari sebuah kuburan. “Kuburan siapa itu, Jibril?” tanya baginda Nabi.
“Itu adalah kuburan seorang wanita shalihah yang bernama Siti Masyitoh,” jawab Jibril.

SAHABAT

Satu

Kenapa kita menutup mata ketika kita tidur?
ketika kita menangis?
dan ketika kita membayangkan?

Ini karena hal terindah di dunia TIDAK TERLIHAT.

Kita semua agak aneh, dan hidup sendiri juga agak aneh.
Dan ketika kita menemukan seseorang yang keunikannya SEJALAN dengan kita,
kita bergabung dengannya dan jatuh ke dalam suatu keanehan serupa yang banyak orang menyebutnya dengan CINTA.

Ada hal-hal yang tidak ingin kita lepaskan.
Orang-orang yang tidak ingin kita tinggalkan.

Tapi ingatlah, melepaskan BUKAN akhir dari dunia,
melainkan awal suatu kehidupan baru.

Kebahagiaan ada untuk mereka yang menangis,
mereka yang tersakiti,
mereka yang telah mencari,
dan mereka yang telah mencoba.
Karena MEREKALAH yang bisa menghargai betapa pentingnya orang yang telah menyentuh kehidupan mereka.

Yogyakarta, 25 Juni 2008
Sajak Buat Saudaraku

Dua

Orang terkuat BUKAN mereka yang selalu menang.
MELAINKAN mereka yang tetap tegar ketika mereka jatuh.

Entah bagaimana...
dalam perjalanan kehidupan kita harus belajar tentang diri kita sendiri,
dan menyadari bahwa penyesalan tidak seharusnya ada.
HANYALAH penghargaan abadi atas pilihan-pilihan kehidupan yang telah kita buat.

Tiga

TEMAN SEJATI...
Mengerti ketika kita berkata 'Aku lupa'.
Menunggu selamanya ketika kita berkata 'Tunggu sebentar'.
Tetap tinggal ketika kita berkata 'Tinggalkan aku sendiri'.
Membuka pintu meski kita BELUM mengetuk dan berkata 'Bolehkah saya masuk?'.

Yogyakarta, 27 Juni 2008
Sajak buat saudaraku

Empat

MENCINTAI...
BUKANlah bagaimana kita melupakan, melainkan bagaimana kita MEMAAFKAN.
BUKANlah bagaimana kita mendengarkan, melainkan bagaimana kita MENGERTI.
BUKANlah apa yang kita lihat, melainkan apa yang kita RASAKAN.
BUKANlah bagaimana kita melepaskan, melainkan bagaimana kita BERTAHAN.

Yogyakarta, 28 Juni 2008
Sajak buat saudaraku

Lima

Lebih berbahaya mencucurkan air mata dalam hati,
dibandingkan menangis tersedu-sedu.
Air mata yang keluar dapat dihapus,

sementara air mata yang tersembunyi menggoreskan luka yang tidak akan pernah hilang.

Akan tiba saatnya dimana kita harus berhenti mencintai seseorang,
BUKAN karena orang itu berhenti mencintai kita.

MELAINKAN karena kita menyadari bahwa orang itu akan lebih berbahagia apabila kita melepaskannya.
Lebih baik menunggu orang yang tepat kerena hidup ini terlalu singkat untuk dibuang hanya dengan 'seseorang'.

Kadang kala, orang yang kita cintai adalah orang yang PALING menyakiti hati kita.
Dan kadang kala, teman yang membawa kita ke dalam pelukannya dan menangis bersama kita adalah cinta yang tidak kita sadari.

Yogyakarta, 29 Juni 2008
Sajak buat saudaraku

Enam

Ya Allah...
Sesungguhnya Engkau mengetahui,

bahwa qalbu-qalbu ini bertemu dengan kecintaanya kepada-Mu,
bertemu dengan ketaatan kepada-Mu,
bersatu dengan seruan-Mu, dan berjanji untuk menolong syariat-Mu.

Maka teguhkanlah ikatannya ya Allah.
Kekalkanlah kasih-sayangnya,
Tunjukkanlah jalannya,
Penuhilah ia dengan cahaya-Mu yang takkan redup.

Lapangkanlah dadanya dengan limpahan cahaya iman kepada-Mu,
dan penyerahan diri yang bulat kepada-Mu.
Hidupkanlah ia dengan ma’rifat-Mu,
dan matikanlah dalam syahid pada jalan-Mu.
Sesungguhnya Engkau sebaik-baik penjaga dan sebaik-baik penolong.

Yogyakarta, 30 Juni 2008
Sajak buat saudaraku


Betapa hamba bersyukur kepada-Mu Yaa Allah...
Takkan cukup bibir hamba berucap
Menghaturkan segala terima-kasih pada permata-permata hati hamba
Teruntuk bisa membalas kebaikan mereka...

Hamba mengingat masa-masa bersama...
Masa-masa belajar dan memupuk pengalaman begitu berliku
Perjuangan bersama yang kami lalui
Masa-masa sulit kami hadapi [1]
Mengisi masa-masa muda kami...

Merekalah bukti do'a-do'a hamba selama ini
"Memohon direkatkan dengan hamba-hamba-Mu yang shaleh" [2]
Merekalah orang-orang luar biasa itu
Dengan penampakan sederhana, namun segudang kebaikan, semangat dan prestasinya luar biasa... [3]

Disatukan hati untuk bersama-sama mandiri
Yang mengingatkan, "meski terus menatap bintang dilangit jangan sampai lupa kenyataan kita dibumi"
Meniti manhaj dan kebaikan bersama
Dan semuanya membuat hamba terpacu lebih tinggi

Merekalah orang-orang luar-biasa itu
Yang punya andil besar dalam hidup hamba
Meski hamba sering tak mampu mengutarakanya
~ ~ ~

Merekalah sahabat hamba setia
Yang telah menemani senyum dan jatuh hamba
Merangkai bahagia bersama-sama
Membangun bisnis dan jatuh sama-sama

Bahkan bisnis yang membuat trauma
Sapaan khas mereka yang selalu menggoda
Sindiran-sindiran khas mereka
Namun hamba bahagia

~ ~ ~

Semoga Allah mengikat persahabatan kami hingga ke akhirat kelak...
Dan saat ini hamba ingin mengingat kebaikan mereka
Anugerah Allah begitu berharga

Akankah Allah terus memberikan hadiah ini hingga akhir nafas hamba?...
Akankah hamba bisa membalas kebaikan mereka?...

Ya Allah...
Hamba begitu bersyukur...

Mereka kekayaan hamba tiada habisnya
Betapa berharganya mereka bagi diri hamba
Semoga hamba jua berharga teruntuk mereka...
Entah sampai kapan hamba bisa menemani mereka,
Sampai kapan pula mereka akan menemani hamba

Sedang perpisahan pastilah datangnya...

Ya Allah...
Bagaimana hamba tidak haru menghaturkan terima-kasih!..
Mereka permata-permata berharga bagi hamba
Kuncup api yang turut membakar hidup hamba
Harta hamba yang paling dekat saat ini

Dan kini tetap berjuang meski dalam jalanya masing-masing...
Semoga satu jalan menuju keridhaan-Mu yaa Allah
Bersama luasnya ilmu-Mu dan kekuatan-Mu tiada habis

"Aku mencintai kalian semua karna Allah sahabat dan saudaraku [4]
Mengharap rahmat kebaikan senantiasa mengiringi hidup kalian selalu
Baik dimasa kemarin, kini dan esok..."

Semoga persaudaraan yang senantiasa indah berbuah manisnya iman
وَمَن يُطِعِ اللّهَ وَالرَّسُولَ فَأُوْلَـئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللّهُ عَلَيْهِم مِّنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاء وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَـئِكَ رَفِيقاً
"Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya"
(Q.S. An-Nisa: 69)
Aamiin...

Hamba mengingat firman-Mu yang telah Engkau jamin kebenaranya...

الْأَخِلَّاء يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ
"Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa"

(Q.S. Az-Zukhruf: 67)

Dan hadist nabi-Mu yang dari Engkau pulalah datangnya...
"Manakah mereka yang dahulu saling mencintai karena kebesaran-Ku. Pada hari ini Aku akan menaungi mereka dengan naungan-Ku, yang tidak ada naungan selain naungan-Ku"
(H.R. Muslim)
~ ~

Seakan-akan hamba rasakan
Saat mendapatkan sahabat-sahabat seperti mereka
Segala prestasi selalu ada untuk kami, dan terus kita bagi bersama-sama...

إِنَّ اللّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَواْ وَّالَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ
"Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan" [5]
(QS an-Nahl: 128)

اهدِنَــــا الصِّرَاطَ المُستَقِيمَ

صِرَاطَ الَّذِينَ أَنعَمتَ عَلَيهِمْ غَيرِ المَغضُوبِ عَلَيهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ
"Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat"

(QS. Al Fatihah: 6-7)

Yaa, Allah...
Hanya Engkau yang mampu membalas kebaikan mereka..
Sampaikan rasa cinta hamba sepenuh hati teruntuk mereka,
Sahabat-sahabat tercinta...

Balaslah apa-apa yang terbaik dari sisi-Mu teruntuk mereka...

Yogya, 14 Juli 2008
Muhammad Ulinnuha
(Setulus hati mencintai mereka, kebaikan teruntuk mereka)

Teruntuk sahabat terbaik ana (offline) yang pernah menemani perjalanan hidup ana selama ini
Abu Abdillah Iswanto
(Jogja, Marketing program kampus, JEC & Trainer, ehm2), Nur Kholidin (Demak, konsutan akuntansi sekarang di Sulawesi, sering di sebut pak dokter dan si jenus di kampus), Rahmat (Jogja, Programmer berbakat, JEC), Hariayawan Suryono (Magelang, Bisnis, sudah berkeluarga), Tata-Himan Hakim (Cilacap, tukang buat program acara di RBTV, JEC, Trainer), Agus Widodo (Klaten, Bisnis, JEC, owner Bimbel), Akh Doni (Bekasi, Bisnis, nyantri di Ma'had), Akh Edo (Jakarta, nyantri di Ma'had), Mas Aan (Orang terdekat di Intersat, yang seperti kakak sendiri di Jogja ini, seorang yang jenius dalam networking), dan satu lagi akh Juwanda yang entah kini gim,ana kabarnya disana (Sulawesi)
(Dan juga salam ta'dzim teruntuk sahabat online ana yang nggak bisa ana sebut satu persatu, khawatir ada yang ketinggalan dan jadi kurang adil...), tak lupa teruntuk kalian sahabatku semua...

Dan sore ini insya Allah (kalo jadi), mo ke Magelang, nengok ponakan kecil yang baru berusia 3 hari (jundi saudara kami Hariayawan Suryono)
Alhamdulillah...

"Dan alangkah begitu bahagianya mendapatkan saudara seperti kalian semua!"
Amanah berharga teruntuk diri ini
"Yaa Allah, Kuatkan diri hamba (kami) untuk bisa saling menasehati senantiasa"
Dan dari segala hal diatas, adalah coretan teruntuk mengutarakan betapa rasa terima-kasih diri ini atas segala kebaikan saudaraku semua selama ini
Yang terdalam dari diri ini...
Ana tak ingin menyesal karna terlambat mengucapkanya, sedang keberadaan diri ini juga takkan lama...

-(¨`·.·´¨)-(¨`·.·´¨)-(¨`·.·´¨)-(¨`·.·´¨)-(¨`·.·´¨)-(¨`·.·´¨)-(¨`·.·´¨)-(¨`·.·´¨)-(¨`·.·´¨)-(¨`·.·´¨)-(¨`·.·´¨)-(¨`·.·´¨)
--`·.¸.·´---`·.¸.·´---`·.¸.·´-.--`·.¸.·´---`·.¸.·´---`·.¸.·´-.--`·.¸.·´---`·.¸.·´---`·.¸.·´--.-`·.¸.·´---`·.¸.·´----`·.¸.·´-
-(¨`·.·´¨)-----------------------------------------------------------------------------------------------------(¨`·.·´¨)
--`·.¸.·´-----------(¨`·.·´¨)---------
---------------SAHABAT----------------------------------------------'`·.¸.·´-
-(¨`·.·´¨)-----------`·.¸.·´-----------------------------------------------------------------------------------(¨`·.·´¨)
--`·.¸.·´------------------------------------------------------------------------------------------------------`·.¸.·´-
-(¨`·.·´¨)--------------
-------------------Kala harus berpisah------------------------------------'(¨`·.·´¨)
--`·.¸.·´-------------
---------------------- Tak perlu air mata---------------------------------------`·.¸.·´-
-(¨`·.·´¨)--------------------------
Tlah kita pancung janji di langit---------------------------(¨`·.·´¨)
--`·.¸.·´-------------------
------------------- Bukan lirik bait--------------------(¨`·.·´¨)-----------'`·.¸.·´-
-(¨`·.·´¨)-------------------
Semua menang dan hati kita lukisan-------'`·.¸.·´----------'(¨`·.·´¨)
--`·.¸.·´------------------------
Kutampar kau penuh senyuman-----------------------------`·.¸.·´-
-(¨`·.·´¨)-------------------------------------------------------------------------------------------------(¨`·.·´¨)
--`·.¸.·´-------------------------
Kadang jadi musuh kadang pahlawan---------------------`·.¸.·´-
-(¨`·.·´¨)-----------------------------
Meski darah kita terteteskan----------------------------(¨`·.·´¨)
--`·.¸.·´-------------
----------------------- Hilang tersapu angin---------------------------------`·.¸.·´-
-(¨`·.·´¨)-------
-- Kita pengembara dengan bidadarinya masing-masing-----------(¨`·.·´¨)
--`·.¸.·´------------------------------------
Tanpa perlu lencana---------------------------------`·.¸.·´-
-(¨`·.·´¨)-------------------------------
Karna kita selalu berpiala--------------(¨`·.·´¨)----------(¨`·.·´¨)
--`·.¸.·´----------------------
-------------------------------------------------------------`·.¸.·´-----------'`·.¸.·´-
-(¨`·.·´¨)-------(¨`·.·´¨)------------------
-----------------------------------------------------------------'(¨`·.·´¨)
--`·.¸.·´---------`·.¸.·´--------------------------------------------------------------------------------------`·.¸.·´-
-(¨`·.·´¨)----------------------------------------------------------------------------------------------------(¨`·.·´¨)
--`·.¸.·´----------(¨`·.·´¨)------------------------------------------------------------------------------------`·.¸.·´-
-(¨`·.·´¨)----------`·.¸.·´----------------
-Inilah jiwa kita sahabat------------------(¨`·.·´¨)-------'(¨`·.·´¨)
--`·.¸.·´--------------------------------------------------------------------------------------`·.¸.·´---------'`·.¸.·´-
-(¨`·.·´¨)-(¨`·.·´¨)-(¨`·.·´¨)-(¨`·.·´¨)-(¨`·.·´¨)-(¨`·.·´¨)-(¨`·.·´¨)-(¨`·.·´¨)-(¨`·.·´¨)-(¨`·.·´¨)-(¨`·.·´¨)-(¨`·.·´¨)
--`·.¸.·´---`·.¸.·´---`·.¸.·´-.--`·.¸.·´---`·.¸.·´.---`·.¸.·´---`·.¸.·´---`·.¸.·´----`·.¸.·´-.--`·.¸.·´---`·.¸.·´---`·.¸.·´-

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

SUARA HATI

Dalam tatap langit
Aku juga ingin menatap bintang lama-lama
Walau kusadari itu bukanlah purnama
Walaupun aku takkan pernah bisa menyentuhnya
Aku cuma ingin memandang
Memperlihatkan sebuah kerinduan
Dan ketidak-sampaian akan sebuah harapan
Dan akupun akan terus menunggu untuk beberapa malam...

Dalam sebuah perjuangan
Masa sering melupakan, ataukah memang terlupakan!…
Tapi aku tahu sebuah gejolak hanyalah sepenggal kisah
Takkan pernah bisa melupakan kerinduan padanya
Namun apa hendak dikata jika harus memilih dan berkorban dalam satu waktu!..

Cahaya mentari itu
Hanya mampu bersinar dalam baraku
Dan hanya api terdekatlah nyalaku
Membuihkan embun ciptakan mutiara
Dan tahukah sekarang siapa mutiaraku
Kalian adalah bagian dari kuncup api itu…
Dan segala persembahan tanganku berterima kasih padamu
Sampai nanti selesai pengembaraanku

Hadirnya bawa kecerahan
Tak semudah lara terlupakan
Demikian banyak pundakku berderak
Gunung yang ditanggungkan sampai berapa lama menjadi bumi ini!
Tahukah ia, masa yang habis sudah tercuri jalanku panjang…

Masa yang semakin aneh
Nasehat sudah jauh tercampak
Kepandaian yang semakin melonjak semuapun terjebak
Maka kata emas semoga adalah kenyataanku
Tak terpisahkan dengan do'a, cukuplah jadi apapun yang mampu terucapku
Dan hanya itulah yang mampu kuhadiahkan padanya
Pengharapan do'a dan syukur dari amalan kecil hamba

Jika satu kata tak lagi cukup berarti
Apalah arti berucap…
Jika semua adalah hati
Tak perlu lagi segala yang jahat

Kegelapan yang hadir
Keabadian adalah kemenangan
Dan nyala yang bergoyangpun musnah…

Berlembar-lembar berlian ukiran pena
Begitu sia-sia
Kebodohan, kekayaan itupun lalu hilang percuma
Hingga aku rela berlepas pinggang, sempat jatuh dalam jurang
Baru tahulah aku, apakah sebenar kerugian…

Apakah hijau itu masih bermakna
Dalam kebutaan langkah
Daun-daun itu adalah sementara kedamaianku

Tahulah bahwa segala yang terang adalah mentari
Bagi kami, bumi pun musnah lagi
Hirup kedamaian dari sebuah bui

Puncak langkahku tak pasti
Namun fikirku sudah terhenti
Harus menunggu apa lagi?
Ku ingin memenangkan gejolak kini

Pijakan yang sedemikian banyak kususun
Kerikil sedemikian banyak kusandung
Masih kurangkah bekalku?
Dalam pengembaraan panjang
Kurengkuh derita, masihkah aku terlena?

Jalanku, jalanku jauuuh sekali…
Sering kulupa langkah apakah ini
Sering pula tak sadar dimanakah aku kini
Bagaimana aku pulang...

Dinginya hujan, aku sekarang bersama guyuranya
Petir yang menyambar hanya mengganggu lamunanku saja
Aku tak bergerak lagi, menunggu tuk keluar
Setelah sekian lama dan terbang lagi…

Aku benci berisik
Aku yang tlah hilang
Dimanakah darah mendidih itu, apakah telah beku?
Takkan percaya, ini hanyalah garis lamunan yang kian menjalin namaku…

Aku juga ingin tertawa seperti mereka
Akupun tak beda jauh disisinya
Cuma dalam rimba aku harus terus bercecer darah dan pena...

Dunia yang semakin goncang
Dimana pijakan?, kuingin terus bersandar...
Dan aku menjadi yang tak terbayangkan…

Ombakku
Tak seperkasa karang itu
Sampai kapan harus kelelahan bergoyang dalam ketidak-pastian
Mampukah aku terus menahan bah berdatangan?

Kebimbangan nafas…
Demikian erat terbelenggu
Sudah terlanjur menyatu
Nafas apalagi yang akan memisahkanku!…

Bimbangku, hati yang diterpa badai
Ataukah memang aku ditinggalkan jiwa itu?
Aku tiada tahu, apakah ini karena kehendak masa ataupun aku harus kembali berpulang padanya
Dalam terang para bintang
Akupun menunggu untukku berlari kembali kemuasal…

Diam dan membatu
Sampai kapan kusembunyikan kerianganku
Sampai datang kelak temanku
Hati yang berbunga itu
Menaburkan benih dalam bisu
Jadilah aku lenyap tanpa tahu

Bahasa ini jadi sedemikian panjang dan kaku
Aku hanya mampu bertahan dalam tutur keutuhanku
Tak terpatahkan apapun, aku akan terus membelai hati itu
Dan akulah sendiri jiwa itu…

Kapan aku harus berkata
Sedang mulutkupun sering lupa
Kapan aku sadar
Dalam kedamaian nafas tak terlupakan…

Dan nantikan,
Sampai hilang mati kelaparan
Sampai satu purnama baru datang
Aku akan segera berpulang
Kala bintang ramai menghilang
Kala musim semi datang
Ku tak ingin bunga-bunga berguguran
Dan bunga barupun bermunculan
Walau entah dalam kelelahan…
Karena aku harus terus berkejaran…


SANG BAHAGIA


Sungguh bahagia "Ia"
Begitu ia nikmati hidupnya [1]
Merasa cukup apa dipunya [2]
Syukur [3] meluncur ditiap patah kata...

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِ الْعَالَمِينَ

"Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam" (Al Fatihah: 2) [4]

Syukur ini begitu asyik...

Perjuangan tiada habis...
Gundah-gulanapun gugur... [5]

Kedamaian [6] ini alangkah asyik... [7]

Menikmati nun jauh disana hamparan danau
Koloni teratai nan indah
Burung-burung pagi menyapa
Sejuk udara menemaninya pula
Sajak-sajak gunung begitu jelas
Merangkai lukisan indah...
[8]

"Terpahat senyum ditiap tebing!..."
"Mendaki syukur ke puncak bukit!..."

Ah...
Begitu lepas...

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يُسَبِّحُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالطَّيْرُ صَافَّاتٍ ۖ كُلٌّ قَدْ عَلِمَ صَلَاتَهُ وَتَسْبِيحَهُ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِمَا يَفْعَلُونَ

“Tidakkah engkau mengetahui bahwa sesungguhnya bertasbih kepada Allah siapapun yang ada di petala langit dan bumi, dan burung dengan mengembangkan sayapnya. Sungguh setiap sesuatu mengetahui cara shalatnya dan cara tasbihnya masing-masing. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang mereka kerjakan(Q. S. An-Nuur: 41)

Kebahagiaan ini dalaaaaam sekali... [9]
Kala nafas kapanpun adalah cukup [10]

Tak perlu lagi berkejaran [11]
Kitapun akan segera berpulang [12]
Tetap sampai yang tak terjamah sekalipun

“Betapa berlebih karunia-Nya” [13]
Bak untaian intan-permata...

Ia begitu bahagiaaaa... [14]

Bertahta berjuta intan permata [15]
Kesucian jiwa istananya [16]

Menyimak khusyu' alquran [17] dan penjelasanya [18]

Berbuat cukup sebagai kata-kata [19]
Hati makmur berpendar cahaya [20]
Ketegasanya [21] ditakuti musuh-musuhnya [22]
Menerangi langkah [23] bersinar cemerlang [24]
Berjubah sulaman-sulaman istighfar

اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا

"Memohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun" (Nuh: 10)

Nuraninya cermin… [25]
Fitrah pencari kebenaran terus meneranginya
[26]

Petualangan [27] ini sungguuuuuh asyik... [28]
Ada sungai dihati melewati danau dan ngarai

Begitu terasa…
Kita disana
Bermuara ke hilir laut
Menyirami birunya dengan bening dan tawarnya jiwa kita
Menjadi lazuardi
Meresapi indah biru laut, untaian pulau-pulau kereta
Indahnya matahari senja [29]

Jatuhlah daun-daun pohon keakuan... [30]
Kala musim gugur menyapa
Tiada lagi kesendirian [31], canda teman terus menggoda [32]

Daun-daun terpisah dari tangkainya

Tiada sepi lagi... [33]
Burung pipit sibuk bernyanyi
Anak-anak bersuka-ria dihalaman

Kepada diri, pohon aku kembali berujar panjang…

"Pohon hati, apa yang masih bisa kau beri?” [34]
“Cukupkah buah-buahmu menyegarkan kehidupan?” [35]
“Masihkah daun-daunmu menaungi pegunungan?” [36]
“Mampukah bunga-bungamu menarik kupu-kupu datang?” [37]
“Cukupkah madumu memberi nyala kehidupan?” [38]
“Apa pula dari pohonmu belum kau berikan?" [39]
“Apa lagi bisa kau baktikan!!!” [40]

Pohon aku tak pernah peduli apa akan dibalaskan [41]
Tak mengenal apa itu asap, kotoran, kerak sampai sampah dan racun akan rela ia terima [42]

Ubah semua jadi hijaunya dedaunan, segarnya buah-buah, tawarnya air tanah yang tersimpan [43]

Begitu sejuk menyegarkan...
Berkumpul di hilir berjumpa lautan...

Dan kupu-kupu menyahut…
Oh hidup... [44]
Cintaku padamu sederhana [45]
Setahu yang kubisa [46]
Kupu-kupu menyercap sepuasnya [47]
Senikmat mungkin ia
Tahu mengapa harus diam [48] khusyu’... [49]

Mendengarkan sepenggal kisah waktu
"Ummat-ummat yang Allah muliakan, ummat-ummat yang Allah musnahkan..." [50]

Oh hidup…
Hidup sekali saja,

Menikmati pahit-getirnya hidup [51], madu racunya hidup [52]
Menikmati kerikil tajam sandungan hidup [53]
Menikmati kesulitan tantangan hidup [54]
Menikmati resiko derita hidup [55]
Menikmati mengapa harus bersaing [56], bersanding dalam hidup [57]

Menikmati kerasnya membanting tulang [58]
Menikmati puasnya berkesungguhan [59]
Menikmati khusyuknya pengorbanan, pengabdian, persembahan [60]
Menikmati betapa agungnya kesahayaan [61]
Menikmati kerinduan, kepasrahan [62]
Serta menikmati untaian cinta dan kasih-sayang [63]

"Menikmati betapa manisnya apel segar yang dipetik dari percabangan ranting kehidupan"
Pohon-pohon nan menjulang

Menyicipi sepenuh keridhaan… [64]

Kupu-kupu kembali berujar...
Oh betapa manisnya aduhai indahnya, puas...
Cukup puas bermimpi, bercanda, bersenandung

Membaca alquran menggegerkan gunung [65]
Hidupkan sunnah-
sunnah nan agung...

Tentang kisah para nabi...
Tentang para sahabat dan orang-orang pilihan [66]
Bercerita tentang negeri impian...
Tentang sebuah bibir…

Hanya senyum ceria layak menghuninya
Senyum simpul saja
Tenggelam dalam mutiara hatinya...
"Apa yang diciptakan-Nya takkan hilang keindahanya"
[67]

"Oh, denyut yang mampu memekarkan kuncup habis berbunga..."

Tiada sedih tiada perlu tawa berlebih [68]
Apa yang perlu disedihkan, apa pula akan ditertawakan? [69]

Yang ditertawakan takkan lama
Yang disedihkan segera binasa

Hidup ini mengapa! [70], sedang
jiwa kita ditangan-Nya... [71]

Hadapi saja penuh ketegaran jiwa
Semua begitu berharga
Kita adalah hadiah bagi sesama
Disana... "syurga-syurga kecil menanti kita"

Pohon itu kembali berkata
Lalu nikmatilah...
Karena ini seni romantika
Perhalus penuh belaian rasa
Apakah puitis, naratif atau perfeksionis, terserah...

Mari i'tikaf; "Hiasi penuh ayat-ayat terpilih!"... [72]

Buat diri kita bahagia, maka tersenyumlah!...
(“He he... ini dewasa") ^ - ^

Menyadari akan dunia

"Dimana derita kesenangan sesungguhnya?" [73]
Tampak sepanjang jalanya... bayang-bayang fatamorgana [74]

"Ujian itu nikmat, nikmat itu ujian pula!" [75]

“Aku harus berubah!”, [76] teriak kupu-kupu itu keras

Aku harus kupu-kupu terbang lepas
Menari indah kemanapun pergi
Mengikuti angin menari-nari
Menyercap sari menemani bunga-bunga

"Terus dalam teguh agama!…"
[77]

Wewangian ini haruuuuum sekali...
Meresapi harumnya tiap desah nafas
Meresapi harumnya semerbak kembang...

Bernafas pelan
Ah ……………..
Betapa harum…

Mengabdi tiada menuntut apa-apa [78]
Mengharap wajah-Nya

Terus tunduk menghamba
Bersama curahan-curahan langit
Tawaddhu' [79] bersahaja

Bersimpuh pasrah…
Bersemayam diperistirahatan lelah

Meresapi tiap ayun lidah
Meresapi tiap desah nafas
Meresapi tiap cetusan akal
Meresapi tiap detak jantung
Meresapi tiap ubah urat
Meresapi tiap mengalirnya darah
Meresapi tiap bara kehidupan

"Serta pada semua kejadian dan ciptaan-Mu" [80]

“Betapa hikmah [81] dibalik semua itu!”
"Betapa sempurna-Nya Engkau!"
"Maha suci Engkau!" [82]
"Yaa Allah..." [83]

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ

الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَـٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka" (Al Imran: 190-191) [84]

Lalu diam tiada bergeming
Terpekur menyendiri [85]
Berundur dari detak nadi
Menjaga aku, jarak akan aku [86]

Karena dia yang tlah pergi
Semua akan berlalu…

مَا عِنْدَكُمْ يَنْفَدُ ۖ وَمَا عِنْدَ اللَّهِ بَاقٍ ۗ وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِينَ صَبَرُوا أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Apa yang disisimu akan lenyap, dan apa yang ada disisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan" (QS An-Nahl: 96)

"Tiada tugas belum selesai, tiada harap belum tercapai…
Semua sirna menuju kepastian [87]
Walau bukanlah titik akhir, ia takkan menyelesaikan sebuah episode kehidupan

Hidup terus mengalir
Menuju kepastian [88]

"Dan Kepada-Nya-lah [89] kita semua kembali..." [90]

Mari nikmati tiap perjumpaan...

Waktu-waktu shalat [91] yang Allah karuniakan [92]
Tiap saatnya kesempatan kita terus beramal [93]

Semua terdiam...

“Bunga berguguran...
Kala kita tak ingin kehilangan atasnya
Dan tunas-tunas barupun bermunculan [94]
Kala kita merindukanya
Musim berbungapun tiba...
[95]
Dan juga rerumputan tumbuh dengan sendirinya..."
[96]

Dan akupun bermimpi
Mulai bermimpi, mimpi yang baru lagi..
.
[97]


Abu Bustham Muhammad Ulinnuha

(Hari-hari begitu bahagia, bersyukur masih Allah beri kesempatan...)
"Yaa Allah jika Memang baik bagi kami semua, beri kesempatan hamba menyelesaikan tulisan ini.
Namun sekiranya tidak, Engkau maha tahu yang terbaik bagi diri-diri kami..."

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ

اللَّهُ الصَّمَدُ

لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ

وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ

“Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, (1) Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. (2) Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, (3) dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia (4)“ (Al-Ikhlas: 1-4)

;;